Kebangkitan Tuhan Yesus merupakan suatu peristiwa yang cukup terbukti secara historis. Setelah Ia bangkit, Kristus tetap tinggal di bumi selama 40 hari, menampakkan diri dan berbicara kepada murid-Nya. Di dalam Lukas 24:13-35, disebutkan bahwa ada dua orang murid yang sedang menuju kampung Emaus. Mereka kecewa. Mereka mengharapkan bahwa Yesus mendirikan kerajaan Mesianis, tetapi hal itu tidak terjadi sama sekali. Situasi ketika itu tanpa harapan, sebab 3 hari setelah kematian-Nya, tidak mungkin ada harapan bagi pemulihan alami. Bagi orang-orang ini, hanya penampakan langsung Yesus saja yang akan sanggup meyakinkan. Di tengah jalan Tuhan menyatakan diri, tetapi dalam ayat 16 disebutkan bahwa ada sesuatu yang menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak dapat mengenal Tuhan yang sudah bangkit itu. Ayat 25-26 yang berupa teguran mengatakan, Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi. Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Kata “tidak percaya” diterjemahkan dengan kata “so hard to believe” atau sangat sulit untuk percaya. Tuhan Yesus mengetahui ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka. Dia mengetahui betapa sulit bagi mereka untuk percaya. Dan Yesus berusaha menghilangkan kesulitan mereka dengan menawarkan bukti-bukti kebangkitan-Nya, yaitu melalui penampakannya kepada murid-murid-Nya.
Ketidakpercayaan dan kekecewaan para murid disebabkan karena ketidakpercayaan mereka terhadap Firman Tuhan. Sebelum disalibkan Tuhan Yesus telah berulang-ulang kali memberitahukan mereka bahwa sedikit lagi Anak Manusia akan diserahkan, disiksa dan di salibkan, tetapi pada hari ketiga akan bangkit kembali (Lukas 9:22, 44; 18:31-33). Sebab itu Tuhan menegur mereka. Lalu sambil berjalan, Tuhan menguraikan secara mendalam tentang Firman Tuhan yang berkaitan dengan penderitaan Mesias yang tercantum dalam Kitab Musa dan Para Nabi (ayat 27). Yesus menyinggung bahwa rangkaian peristiwa yang terjadi seharusnya tidak mengejutkan mereka. Mesias secara logis harus menderita dan masuk ke dalam kemuliaan, sebab Perjanjian Lama telah menubuatkan hal itu.
Secara perlahan-lahan Tuhan membuka hati mereka dan klimaksnya terjadi takkala mereka mengenali orang yang bercakap-cakap dengan mereka adalah Tuhan yang sudah bangkit dari kematian (ayat 31). Hal ini menyebabkan mereka mengalami perubahan yang luar biasa. Setelah mereka mengerti dan percaya bahwa Tuhan sudah bangkit, maka mereka tidak sabar menunggu hingga pagi, tetapi langsung kembali ke Yerusalem untuk menceritakan pengalaman mereka kepada murid-murid yang lainnya. Perjalanan mereka ke Emaus mungkin merupakan sebuah contoh bahwa mereka tentu tercerai-berai seandainya mereka tidak ditahan oleh suatu pengharapan dan penampakan-penampakan Kristus selanjutnya.
Janganlah kita puas hanya menjadi orang Kristen saja. Tetapi sebaliknya kita harus menjadi orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan percaya kepada Firman-Nya. Amien.