DENGARKANLAH AKU

  • 10 Nov 2024
  • Fulfilling God's Purpose

“Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.” - Yohanes 8:47

Seluruh kehidupan dan pelayanan Yesus merupakan suatu argumen yang besar mengapa kita harus mendengarkan perkataan-Nya. Di bawah ini beberapa alasan kita perlu mendengar Yesus:

Tidak pernah ada yang berkata-kata seperti Yesus. Pelayanan Yesus begitu luar biasa dan mengancam sehingga musuh-musuh-Nya ingin menyingkirkan-Nya. Maka orang Farisi "menyuruh penjaga-penjaga Bait Allah untuk menangkap-Nya" (Yoh. 7:32). Namun mereka menjadi cemas karena penjaga-penjaga itu kembali dengan tangan kosong, bukan karena Yesus mempunyai pengawal pengawal yang hebat, melainkan karena ajaran-Nya begitu mempesona (Yoh. 7:45-46).

Yesus mengucapkan Firman Allah. Ketika Yesus mengakhiri khotbah di bukit yang terkenal itu, "Takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, sebab la mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat” (Mat. 7:28-29). Otoritas-Nya bukan karena ciri- ciri kepribadian-Nya atau teknik pengajaran-Nya. Alasannya jauh lebih dalam. Kata-kata-Nya berotoritas dan berkuasa, sebab kata-kata itu adalah firman Allah (Yoh. 12:49-50; bdk. 8:28). "Firman yang kamu dengar itu bukanlah daripada Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku” (Yoh. 14:24).

Perkataan Yesus membungkam kuasa-kuasa supranatural. Otoritas perkataan Yesus bukan hanya kuasa yang menggerakkan diungkapkan kebenaran Allah. Ada dimensi yang lain. Perkataan itu juga mempunyai kekuatan untuk mengalahkan kuasa kuasa supranatural. Kuasa Yesus mampu menengking orang yang kerasukan setan dan berkata (Mrk. 1:25-27); Kuasa yang sama dari perkataan Yesus menyembuhkan orang kusta (Mat. 8:3), orang tuli (Mrk. 7:34-35), orang buta (Mat. 9:28-30). Yesus membangkitkan orang mati (Mrk. 5:41-42; Luk. 7:14-15; Yoh. 11: 43-44).

Perkataan Yesus adalah jalan yang sangat diperlukan untuk hidup yang kekal. Hal yang paling berharga dari perkataan Yesus, dan alasan yang paling penting untuk mendengarkan Dia, ialah firman- Nya memimpin kepada hidup yang kekal. Petrus berkata: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal" (Yoh. 6:66-68). Jawab Petrus bukan sekadar rasa antusias terhadap seorang guru yang berkharisma. Yesus meneguhkan penilaian Petrus: "Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup" (Yoh. 6:63). Bagaimana perkataan Yesus memberi hidup yang kekal? Kita melihat hidup kekal datang melalui percaya Yesus: "Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 6:40).

Perkataan Yesus membangkitkan iman. Salah satu perumpamaan Yesus yang terpenting ialah tentang menabur di atas empat macam tanah. Benih itu melambangkan firman Allah. Salah satu tanah itu ialah pinggir jalan, di mana ketika benih itu jatuh, datanglah burung-burung dan memakannya sampai habis (Luk. 8:12). Hal ini menunjukkan bahwa Yesus melihat perkataan-Nya adalah kunci untuk percaya dan diselamatkan (Yoh. 5:24). Perkataan Yesus membangkitkan iman kepada-Nya sebab perkataan itu mengungkapkan siapa Dia sesungguhnya dan apa yang telah dilakukan-Nya untuk memberi hidup yang kekal bagi kita.

Barangsiapa berasal dari Allah mendengarkan Firman Allah. Yesus menjelaskan dua macam pendengar ini dengan dua frasa lain. Jika mereka tidak mau mendengarkan mereka bukan "berasal dari Allah." Jikalau mereka mendengarkan, mereka ini adalah "domba-Nya." Yang tidak mendengarkan, la menjelaskan sebagai: "Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah" (Yoh. 8:47).

Akhirnya, Yesus menyebut mereka yang mempunyai tempat untuk kebenaran adalah domba- domba-Nya: "Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yoh. 10:27). Oleh sebab itu, kita dapat mengetahui bahwa kita adalah domba-Nya jika kita mendengarkan suara-Nya. Kita tahu bahwa kita adalah domba-Nya jika ada tempat untuk kebenaran di dalam hati kita untuk firman Nya, dan kita menerima apa yang dikatakan-Nya.