BERDUKA CITA SUPAYA BERBAHAGIA

  • 23 Feb 2025
  • Fulfilling God's Purpose

“Anda diberkati saat Anda merasa telah kehilangan sesuatu yang paling Anda kasihi. Hanya dengan demikian Anda bisa dipeluk oleh Dia yang paling mengasihi Anda.” - (Matius 5:4)

Orang bilang hidup memang hanya sebatas mimpi. Tapi, kalau memang benar demikian, ternyata ada terlalu banyak hal yang membuat kita tiba-tiba terbangun. Ada waktu di mana kehidupan berjalan dengan baik, lalu sesuatu terjadi dan Anda tiba-tiba mengalami masa sulit.

Saga Enam Kata

Ernest Hemingway pernah menuliskan sebuah cerita dalam enam kata, yaitu: Dijual, sepatu bayi, belum pernah dipakai (For sale, baby Shoes, never worn). Hemingway memahami kekuatan kata-kata, dan ada sebuah kisah yang menyentuh, dalam enam kata itu. Anda juga bisa melakukannya. Anda bisa memberi saya enam kata untuk menceritakan kisah Anda. Apa saja daftar kisah itu? “Telah terjadi sebuah kecelakaan yang hebat,” “Aku pergi, pernikahan ini sudah berakhir,” “Posisi Anda sudah tidak lagi dibutuhkan,” “Sebenarnya aku hanya ingin kita berteman,” “Kanker itu ternyata tidak bisa diobati” “Pemeriksaan menyatakan Anda tidak bisa hamil.”

Berdukacita Atas Keadaan Kita

Kita sudah membahas ucapan bahagia yang pertama: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah." Dan kita akan lanjutkan dengan pernyataan Yesus berikutnya: “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur” (Mat. 5:4). Keadaan berdukacita adalah perusak mimpi yang membangunkan kita pada saat yang tidak tepat, suatu keadaan di luar kendali kita dan mengubah segalanya. Yesus sedang berbicara tentang momen-momen di mana kita sampai alami kesedihan yang mengucurkan air mata yang tidak dapat ditahan oleh mata.” Yesus berkata saat kita berdukacita, alami kesukaran, maka pada saat itulah kita berbahagia atau diberkati.

Diberkati Oleh Kehadiran-Nya

Penderitaan menciptakan kekosongan ruang di dalam roh kita. Tanpa penderitaan, kita tidak akan memahami penghiburan dan berkat kehadiran Nya. Pasal pertama Kitab Ayub menunjukkan bahwa ia memiliki tujuh anak laki-laki, tiga anak perempuan, tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, dan lima ratus keledai betina, belum lagi budak-budak dalam jumlah yang sangat besar. Di pasal kedua diceritakan bahwa ia kehilangan kesehatannya, ditimpa barah busuk di setiap inci tubuhnya, kehilangan semua ternak dan kesehatannya, maka setan bertaruh bahwa Ayub pun akan kehilangan imannya karena semua itu. Dalam keadaan itu, Ayub ternyata mengalami Allah dengan cara yang belum pernah ia alami sebelumnya. "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau" (42:5). Inilah yang kita temukan dalam penderitaan, mereka meninggalkan lubang menganga dan Allah ada di sana untuk mengisinya dengan diri-Nya sendiri. Bukankah saat kita berdukacita, kita dihibur oleh "Allah sumber penghiburan" (2 Kor. 1:3).

Peluklah Penderitaan Itu

Menghindari penderitaan adalah sifat alami manusia. Yesus tidak merekomendasikan supaya Anda mengambil penderitaan sebagai hobi mingguan. la hanya ingin Anda sadar bahwa Anda bisa menemukan berkat luar biasa yang tersembunyi di balik bayang-bayang kelam penderitaan. Dan berkat itu mungkin hanya bisa terlihat melalui lensa linangan air mata Anda.

Berdukacita Atas Dosa Kita

Tanpa melihat betapa dalamnya dimensi dosa, kita tidak akan pernah memahami bobot kasih dan anugerah Allah. Yesus berkata ketika kita banyak diampuni, semestinya kita pun akan banyak berbuat kasih (lihat Luk. 7:47). Pernahkah Anda mengalami berkat dari berdiri tegak menghadapi dosa? Rasanya sungguh membebaskan. Kunci menerimanya adalah kekuatan tangan Allah yang memeluk kita dan membebaskan kita dari ikatan dosa.

Pertanyaan untuk didiskusikan:

  1. Apakah anda mendengar khotbah minggu ini? Di bagian mana anda merasa diberkati atau dikoreksi oleh firman Tuhan?
  2. Apakah penyataan Allah (Rhema) yang didapat tentang “Berdukacita supaya berbahagia”
  3. Apa kesulitan yang anda hadapi untuk menikmati kebahagiaan saat alami penderitaan seperti yang firman Tuhan inginkan?