SELIDIKI AKIU

  • 02 Feb 2025
  • Fulfilling God's Purpose

“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” - Mazmur 139:23-24

Salah satu terobosan awal dalam doa saya terjadi bertahun-tahun lalu saat Ibu menjalani operasi bedah. Saya dan segenap anggota keluarga berkumpul di kamar Ibu di rumah sakit, berupaya meyakinkannya lagi bahwa prosedur operasi esok hari akan berjalan dengan lancar. Seorang pendeta datang dan mengetuk pintu dan bertanya apakah dia ingin didoakan, Ibu pun menjawab, " Well, tentu saja saya ingin Anda berdoa bagi saya!" Pendeta itu mengeluarkan sebuah buku kecil usang bersampul kulit dari saku jasnya. Sambil berdiri di dekat ranjang, dia bertanya, "Apa denominasi Anda?" "Saya hanya . . . well . . . orang Kristen biasa saja. Saya tidak punya preferensi denominasi. Saya tahu bahwa Ibu bertumbuh besar di sekolah Lutheran, tapi saya juga tahu bahwa keluarga kami berjemaat di gereja Metodis sepanjang yang bisa saya ingat. Hal ini tidak pernah menjadi masalah besar bagi kami. Tapi, pendeta itu memiliki sikap yang sebaliknya terhadap denominasi. "Eh, maafkan saya, bu," katanya, sambil memindahkan tumpuan badan dari satu kaki ke kaki yang lain. "Akan memudahkan bagi saya untuk mengetahui doa mana yang harus dibaca jika Anda memiliki sebuah denominasi yang nyaman bagi Anda.” "Kalau begitu, mari berdoa dengan cara Metodis.” Dia membolak-balik buku kecil sampai menemukan halaman yang diinginkan. Kemudian, dia mulai membacakan doa dengan suara yang monoton, dan jujur saja, satu-satunya cara kami tahu bahwa itu adalah doa karena dia memberitahu kami. Sebelum selesai, Ibu menginterupsi pendeta itu "Apakah ada orang yang bisa memberi saya seorang pendeta yang tahu bagaimana cara mengucapkan doanya sendiri?”

Sebenarnya ibu saya adalah pribadi yang paling manis, pengertian, dan baik hati buktinya dia akan memberi Anda dolar terakhir yang dimilikinya, suka menolong sesama, dan rela menulis ucapan terima kasih sepanjang tiga halaman untuk sebuah hadiah yang diberikan kepadanya. Akan tetapi dia juga dikenal agak kasar. Jika dia memikirkan sesuatu, dia akan mengatakannya tanpa ragu-ragu. Semua orang di keluarga saya masih tertawa tergelak-gelak ketika kami menceritakan ulang kisah penilaian blak blakan Ibu atas doa lelaki itu. Meski demikian, saat itu Ibu mengungkapkan sebuah kebenaran. Berdoa dari hati adalah sesuatu yang pribadi dan khas.

Tidak salah bagi seseorang untuk membaca buku doa atau menggunakan kata-kata orang lain untuk mulai belajar berdoa. Namun, seiring berjalan waktu di saat keintiman dengan Tuhan semakin bertumbuh maka seharusnya kata-kata doa itu berasal dari kedalaman hati yang rindu untuk terus berbicara kepada Tuhan. Sederhananya, doa menjadi saat penting bagi seorang anak bisa berbicara secara intim dengan Bapa di Surga.

Keintiman doa seperti inilah yang dinaikkan oleh Daud ketika dengan jujur dari dalam jiwanya dia berseru, menjerit dan mempertanyakan Kedaulatan Allah: "Berapa lama lagi, Tuhan, Kaulupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?"(Mzm. 13:2-3). Saya khawatir banyak dari kita tidak merasa nyaman berdoa secara terbuka dan bebas. Kita menganggap ada cara yang benar, yang lebih baik atau yang lebih fasih untuk berdoa. Kita cenderung tersandung pada alur yang sama dan mendoakan hal-hal yang sama berulang-ulang. Ketika kita bosan berdoa, maka saya bertanya-tanya apakah kita sungguh sungguh sedang berdoa dari kedalaman hati kita?

Pertanyaan untuk didiskusikan:

  1. Apakah anda mendengar khotbah minggu ini? Di bagian mana anda merasa diberkati atau dikoreksi oleh firman Tuhan?
  2. Apakah penyataan Allah (Rhema) yang didapat tentang keintiman doa “Selidiki dan kenallah hatiku,” apakah ada yang perlu diperbaiki/ disempurnakan?
  3. Apa kesulitan atau kendala yang anda hadapi untuk menerapkan keintiman doa dengan Bapa yang seperti Firman Tuhan inginkan?