SINGKAPKAN KETAKUTAN KETAKUTANKU

  • 12 Jan 2025
  • Fulfilling God's Purpose

“Kenallah pikiran-pikiranku" ("ketahuilah kebimbanganku," Alkitab versi Borneo).” - Mazmur 139:23

Apa yang membuat Anda gelisah? Gugup? Tidak nyaman? Takut? Saya tidak sedang berbicara rasa takut normal seperti takut ular, laba-laba, atau takut terbang; akan tetapi rasa takut seperti kehilangan pekerjaan Anda, tidak menikah, terjebak dalam pernikahan yang buruk, alami penurunan kesehatan hingga menguras rekening tabungan Anda.

Kita tidak tahu secara pasti ketakutan-ketakutan apa yang berkeliaran di benak Daud, tapi jelas bahwa dia merasa cemas atas keselamatan dan mungkin masa depannya. Karena setelah meminta Allah untuk menyelidiki hatinya, Daud berdoa, "kenallah pikiran-pikiranku" (Mzm. 139:23) Dia ingin berbagi ketakutan terbesarnya dengan Allah. Dia ingin menghadapi dan mengenalinya. Untuk dapat mempercayai bahwa Allah lebih besar daripada ketakutan yang dihadapinya.

Anda mungkin bertanya-tanya mengapa “kebimbangan” kita penting bagi Allah. Bertahun tahun lalu, saya mendapatkan pencerahan tentang topik ini yang telah menyentuh saya dengan cara yang sangat pribadi. Allah menunjukkan kepada saya bahwa apa yang paling saya takuti mengungkapkan dititik mana saya paling tidak mempercayai Allah. Setelah kelahiran anak perempuan ketiga kami, Anna, Amy mulai mengalami berbagai masalah kesehatan fisiknya. Pertama-tama, kami pikir itu hanya keletihan biasa. Tapi, ketika separuh tubuhnya mati rasa, kami takut bahwa itu adalah sesuatu yang jauh lebih buruk. Dokter demi dokter tidak dapat memberi jawaban. Saat gejala-gejalanya terus memburuk, kepercayaan saya kepada Allah pun mulai melemah. Ketakutan ini mengarah kepada rasa takut yang lain. Dan mulai muncul pikiran-pikiran yang tak terkendalikan: Bagaimana jika Amy sakit parah? Meninggal? Bagaimana saya merawat anak? Meneruskan penggembalaan? Dan pikiran ini menuntun saya pada satu kesadaran bahwa ada sesuatu yang belum saya percayakan sepenuhnya kepada Tuhan. Dan syukurlah karena pertolongan Tuhan, Amy secara bertahap membaik. Akan tetapi pengalaman ini membuka kelemahan terburuk saya bahwa rasa takut telah menguasai saya.

Bagaimana dengan anda? Apakah ada rasa takut yang sedang anda sembunyikan dari Tuhan? Renungkanlah, jika hari ini anda sedang dicengkeram rasa takut tentang masa depan, maka sebenarnya anda tidak sepenuhnya mempercayai Allah. Rasa takut yang muncul secara terus menerus mengindikasikan kita sedang bersandar kepada kemampuan pribadi dan bukan kepada sang Juru Selamat. Bukankah seharusnya ketika kita lemah, maka kuasa Allah menjadi sempurna (2 Korintus 12:9). Untuk menjalani hidup yang menyenangkan Allah, maka hidup anda harus dipimpin oleh iman dan bukan rasa takut.

Bukankah jalan menuju potensi terbesar dalam diri seseorang adalah menerobos langsung rasa takut anda. Bukankah iman akan mendorong anda untuk maju.

Saat Allah menyingkapkan rasa takut anda, Dia juga akan membangunkan iman anda. Anda membutuhkan kehadiran dan kekuatan-Nya. Anda membutuhkan bimbingan Roh-Nya. Memiliki iman bukan berarti bahwa anda akan bebas sepenuhnya dari rasa takut, namun iman akan membuat anda terus melangkah maju dan tidak akan terhentikan oleh rasa takut dalam diri kita.

Pertanyaan untuk didiskusikan:

  1. Apakah anda mendengar khotbah minggu ini? Di bagian mana anda merasa diberkati atau dikoreksi oleh firman Tuhan?
  2. Apakah penyataan Allah (Rhema) yang didapat tentang mengalahkan rasa takut yang anda alami saat ini? apakah ada yang perlu diperbaiki/disempurnakan?
  3. Apa kesulitan atau kendala yang anda hadapi untuk membangkitkan iman yang mengalahkan rasa takut seperti yang Firman Tuhan inginkan?