PIMPINLAH AKU

  • 26 Jan 2025
  • Fulfilling God's Purpose

“lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” - Mazmur 139:24

Apakah Anda siap mengucapkan doa berbahaya ini? Apakah Anda siap mendengar apa yang mungkin akan Allah tunjukkan saat Anda mendoakannya? Apakah Anda memiliki iman untuk memintanya dan keberanian untuk menaatinya?

Selidikilah aku, ya Allah.

Kenallah pikiran-pikiranku.

Lihatlah, apakah jalanku serong.

Dan tuntunlah aku di jalan yang kekal.

Setiap frasa dalam jeritan hati yang penuh iman kepada Allah ini adalah penting. Tapi, doa ini tidak lengkap tanpa doa berikutnya tuntunlah aku di jalan yang kekal. Kita tidak hanya ingin Allah menunjukkan ketidakmurnian hati kita. Kita ingin lebih dari sekadar mengetahui pikiran-pikiran kita yang takut dan gelisah. Kita ingin lebih dari sekadar tahu betapa serongnya jalan-jalan kita. Kita ingin Allah memimpin kita, mengarahkan kita, dan membimbing kita untuk menjadi pribadi sebagaimana yang dimaksudkan-Nya atas kita. Tuntunlah kami di jalan yang kekal.

Ketika Anda berhenti sejenak untuk mengucapkan doa ini dan mendengarkan, Allah akan berbicara kepada Anda. Tapi, Anda tidak boleh menganggap enteng doa ini. Jangan mengucapkan doa ini dengan separuh hati. Ini bukan sebuah permainan atau latihan rohani ringan untuk membantu Anda memiliki hari yang lebih indah. Ini adalah doa yang membasuh jiwa, menyembuhkan hati. "Tuntunlah aku.” Saat saya merefleksikan perjalanan rohani melalui doa ini, izinkan saya menunjukkan daftar hal apa saja yang telah Allah tunjukkan kepada saya.

  1. Selidikilah hatiku, ya Allah. Allah menunjukkan kepada saya kemunafikan. Saya kerap menunjukkan kepada orang diri saya yang saya ingin untuk mereka lihat. Perkataan saya memuliakan Allah, tapi hati saya bisa menjauh dari-Nya.
  2. Kenallah pikiran-pikiranku. Saya sangat takut jika tidak cukup baik dalam hal apa pun. Saya selalu dibayangi oleh kekhawatiran. Saya dilumpuhkan oleh ketakutan bahwa saya tidak memiliki apa yang dibutuhkan untuk menyenangkan orang lain.
  3. Lihatlah apakah jalanku serong. Lagi dan lagi, saya menginginkan pengakuan dari manusia lebih daripada pengakuan dari Allah. Saya bergulat dengan keinginan untuk disukai oleh manusia lebih daripada keinginan untuk mengungkapkan kasih saya kepada Allah.
  4. Tuntunlah aku. Dan inilah detik-detik yang mendebarkan. Di titik inilah segala sesuatu menjadi nyata. Di sinilah perubahan sejati yang dipenuhi Roh dan mengubahkan hidup menjadi sesuatu yang pasti.

Ketika saya menaruh semua porsi doa yang berbahaya ini menjadi satu dan mendengar apa yang Allah ingin tunjukkan kepada saya, segalanya menjadi jelas: saya terus-menerus bergulat dengan menempatkan pengakuan dari manusia di atas Pengakuan dari Allah. Mungkin ini adalah kekurangan batin rohani saya yang paling dalam. Ini adalah dosa, terobsesi dengan apa yang orang pikir tentang saya. Terobsesi dengan pengakuan orang lain adalah bentuk lain dari penyembahan berhala.

Jadi, saya memohon kepada Allah untuk membuat diri saya menjadi berbeda. Lebih kuat. Lebih percaya diri di dalam Kristus. Lebih aman dalam kasih dan panggilan-Nya. Dan ini berhasil. Khotbah saya lebih berani. Kepemimpinan saya lebih tajam. Kepekaan saya terhadap Roh-Nya lebih kuat. Dan saat saya kurang peduli pada apa yang orang pikirkan tentang saya, saya lebih bersemangat dengan apa yang Allah pikirkan. Kasih saya pada dunia ini berkurang, dan pikiran saya lebih terfokus pada kekekalan. Kapanpun anda merasa lemah, Kekuatan dan penghiburan-Nya cukup untuk menolong kita. Apabila anda berperang melawan hawa nafsu, biarkan firman Allah membaharui anda; bila anda menyembunyikan dosa rahasia, temukan pengampunan, kesembuhan dengan mengakui di hadapan Allah dan manusia.

Pertanyaan:

  1. Apakah anda mendengar khotbah minggu ini? Di bagian mana anda merasa diberkati atau dikoreksi?
  2. Apakah pernyataan Allah (Rhema) yang didapat tentang menaikkan doa Mazmur 139 dalam kehidupan doa anda? Apakah ada yang perlu diperbaiki/disempurnakan?
  3. Apa kesulitan atau kendala yang anda hadapi untuk mengalahkan keinginan mengejar pengakuan baik dan benar di hadapan orang lain seperti yang firman Tuhan inginkan?