Allah telah memberikan teladan kehidupan yang harus diikuti komunitas orang percaya yang mau melakukan kehendak-Nya, yaitu hidup seperti Kristus telah hidup. Rasul Yohanes menegaskan dalam suratnya bahwa “Kita wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (I Yohanes 1:6). Tuhan Yesus sepanjang hidup-Nya di dunia selalu menjalin hubungan dengan Bapa-Nya di sorga. Sejak usia 12 tahun di mana seorang anak tidak lagi disebut sebagai kanak-kanak karena ia sudah dapat memilih apa yang baik atau yang buruk, maka Yesus telah memilih untuk berada di rumah Bapa-Nya (Lukas 2:49). Dalam setiap kehidupan-Nya, Yesus selalu berhubungan dengan Bapa-Nya, melihat dan mendengar apa yang diperintahkan oleh Bapa-Nya. Selanjutnya dalam kehidupan bersama-sama murid-murid-Nya, Ia selalu mengasihi mereka, walaupun seringkali murid-murid-Nya mengecewakan-Nya. Di samping itu Tuhan Yesus selalu berhubungan dengan orang-orang berdosa, mereka yang dihindari dan dikucilkan orang-orang beragama yang menganggap dirinya bersih dan suci. Jadi hubungan dengan Bapa di surga dan kemudian hubungan dengan sesama manusia, baik kepada orang percaya ataupun orang-orang yang belum percaya, haruslah kita meneladani cara Kristus hidup selama Ia di dunia. Sehingga dengan demikian akan terbuka lebar kesempatan bagi kita umtuk menceritakan kabar keselamatan di dalam Nama Yesus.
Menjalin hubungan dengan Bapa di sorga haruslah merupakan prioritas dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus telah membuka jalan bagi kita, oleh-Nya hubungan kita telah diperdamaikan dengan Allah. Hubungan pribadi dengan Bapa tidak dapat digantikan dengan segala kegiatan rohani yang kita lakukan. Melalui doa dan merenungkan firman-Nya kita dapat berkomunikasi dengan Bapa di sorga. Demikian juga dalam berhubungan dengan sesama saudara yang adalah bagian dari tubuh Kristus. Kita harus menjalin hubungan yang baik, hal ini bukan berarti tidak melalui gesekan-gesekan. Hubungan kita dengan sesamapun tidak dapat digantikan dengan kegiatan rohani dan pelayanan yang kita lakukan. Mungkin kita merasa telah memiliki fondasi yang kokoh di dalam Kristus Yesus, tetapi bila hubungan dengan sesama tubuh Kristus tidak harmonis, maka hal itu bagaikan bangunan rumah yang memiliki tembok yang tipis dan atap yang mudah merosot (melorot).
Begitupun hubungan kita dengan orang-orang lain di luar keluarga Kristen, kita tidak boleh menjadi orang yang eksklusif, kita harus bergaul dengan orang lain yang masih belum percaya. Tuhan Yesus tetap meminta kita mengasihi sesama kita seperti Ia telah mengasihi dan menyerahkan nyawa-Nya bagi manusia yang berdosa. Kabar keselamatan di dalam Yesus harus kita beritakan kepada dunia, tentunya hal ini di mulai dari kehidupan pribadi kita yang harus menjadi berkat bagi orang-orang di sekeliling kita. Melalui kehidupan kita, orang lain dapat melihat Yesus, sehingga mereka pun rindu dan mau mengambil keputusan untuk menerima keselamatan di dalam Yesus Tuhan.
Mari melakukan tugas dan tanggung jawab kita dengan sukacita dan penuh tanggung jawab.