SUKACITA KUDUS dari KASIH

  • 11 Aug 2024
  • Fulfilling God's Purpose

“Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi Ia bersukacita karena kebenaran” 1 Korintus 13:6

Kata ketidakadilan dan kebenaran merupakan istilah yang luas sehingga sulit untuk dapat dijelaskan dengan spesifik mengenai alasan Paulus menyertakan kedua kata tersebut dalam potretnya tentang kasih. Jonathan Edwards memparafrasakan ayat tersebut menjadi seperti ini: "Kasih bertolak belakang dengan segala sesuatu dalam hidup dan perbuatan yang jahat, dan condong pada segala sesuatu yang baik.” Saat Alkitab berbicara mengenai kebenaran, ia tidak sekadar berbicara mengenai hal yang diketahui, tetapi juga mengenai apa yang kita lakukan. Biasanya kita berpikir bahwa lawan dari kebenaran adalah dusta. Namun Alkitab secara umum mempertentangkan kebenaran dengan kejahatan. Secara sederhana ini merupakan sebuah pengakuan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang kita hidupi dan bukan sekadar sesuatu yang kita percaya. Orang Kristen dipanggil untuk "melakukan kebenaran" (1 Yoh. 1:6) dan hidup dalam kebenaran (3 Yoh. 3). "Kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran," kemudian Paulus menulis, "Yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran" (2 Kor. 13:8).

Saat kita memikirkan 1 Korintus 13.6, kita perlu bertanya mengapa seseorang 'bersukacita karena ketidakadilan.” Jawabannya adalah bahwa orang yang melakukan ketidakadilan menyukai kesalahan yang mereka perbuat. Penggosip suka memberitahukan kisah rahasia; pencuri suka mengambil sesuatu milik orang lain; orang yang kejam senang melukai orang lain; pelaku dosa seksual menyukai perbuatan yang penuh nafsu yang membawa kesenangan fisik dan seterusnya. Dosa itu sendiri yang dirayakan oleh orang-orang berdosa. Namun, kata-kata yang tepat dari ayat 6 menunjuk pada arti yang berbeda. Paulus berkata bahwa kasih tidak bersukacita “karena” (epi) ketidakadilan. Jika ia berbicara tentang perayaan orang- orang berdosa atas dosa mereka sendiri, kita mungkin saja mengharapkannya untuk mengatakan bahwa kasih tidak bersukacita “dalam” (en) ketidakadilan. Sebaliknya, dengan mengatakan bahwa kasih menolak untuk bersukacita "karena" ketidakadilan, ia menempatkan dosa di suatu tempat di luar diri orang yang bersukacita. Oleh karena itu, dalam konteks ini, apa yang kasih tolak untuk di lakukan adalah merayakan dosa orang lain.

Namun Paulus mungkin memikirkan sesuatu yang lebih spesifik. Ia sedang menegur orang-orang yang tergoda untuk menikmati banyak dosa yang Allah benci yaitu untuk merasakan sedikit kepuasan ketika orang lain melakukan kesalahan, terutama orang yang tidak sependapat dengan kita. Sebagai contoh, ketika seorang pendeta dari denominasi berbeda atau rival pelayanan jatuh ke dalam skandal dosa, atau politikus dari spektrum politik yang berlawanan tertangkap dalam posisi melanggar, sulit untuk tidak merasa sedikit lebih baik secara moral. Ada perasaan puas dari kebahagiaan yang berdosa. Namun, kasih tidak akan pernah merasa demikian sebab kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan. "tidak senang," tulis Henry Drummond, "mengekspos kelemahan orang Iain. " Sebaliknya, apa yang kasih lakukan adalah "bersukacita karena kebenaran." Di sini kata bersukacita bukanlah kata yang sama yang sebelumnya digunakan dalam ayat tersebut, yang berhubungan dengan ketidakadilan, tetapi sesuatu yang lebih kuat (sunchairein). Dalam praktiknya, orang yang bersukacita karena kebenaran bukan "pada" kebenaran, tetapi "karena" kebenaran memiliki sukacita yang lebih besar. Perasaan yang datang dengan mengenal dan hidup dengan ketulusan mutlak akan meninggikan semangat dan memberikan kegembiraan dalam jiwa. Inilah sukacita kudus yang datang hanya dari mengejar apa yang baik dan benar, tetapi tidak pernah datang dari merasa bahagia mengenai ketidakadilan. Namun ada satu kebenaran di hati iman Kristen yang bekerja lebih untuk menghasilkan sukacita yang kudus daripada semua kebenaran yang Iainnya, yaitu kebenaran untuk dihidupi dan kebenaran untuk dikasihi kebenaran untuk dirayakan. Kebenaran ini adalah anugerah Allah bagi para pendosa yang terhilang dan yang membutuhkan.