Setelah peristiwa Pentakosta, ketika Petrus berkhotbah ada 3000 orang bertobat dan mereka yang bertobat senantiasa berkumpul bersama para rasul . Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Namun tidak cukup hanya sampai di situ saja. Saat kita membaca kitab Kisah Para Rasul 4:32-37, bagian ini menggambarkan kekuatan dari Gereja pada zaman kisah rasul. Apa yang mereka lakukan? Mereka sehati dan sejiwa dalam persekutuan yang indah, tidak ada yang berkata bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah milik bersama. Mereka hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah, tidak ada seorangpun yang berkekurangan diantara mereka. Tidak ada yang namanya kaya atau miskin, semuanya sama. Mereka memiliki kerinduan untuk menjadi berkat satu dengan yang lainnya. Kesaksian hidup jemaat mula-mula ini adalah gambaran yang menunjukkan apa yang mereka lakukan bukan semata-mata untuk manusia tapi untuk Tuhan yang telah menyelamatkan mereka. Jika bukan Kristus yang lebih dahulu mengasihi, tidak ada seorangpun yang sanggup mengasihi dengan benar. Perwujudan dari misi ini yang akhirnya membuahkan hasil yang dasyat. Firman Tuhan dalam Kisah Para rasul 2: 47 mengatakan, “Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”.
Dari jemaat mula-mula kita belajar bahwa untuk melaksanakan misi Tuhan bukan hanya sekedar pergi memberitakan Injil namun juga dibarengi dengan pelayanan secara holistic (menyeluruh). Sehingga hasilnya menjadi sangat maksimal. Seperti Yesus melakukan misi holistiknya dalam kesatuan yang utuh. Dalam melaksanakan misiNya, Yesus berkeliling ke semua kota dan desa. Dalam rangkaian kisah tersebut berulangkali mendapati Yesus mengajarkan Firman tuhan, memberitakan Injil Kerajaan Surga namun tidak hanya itu saja. Dia juga menyentuh kebutuhan manusia yang lain seperti: menyembuhkan segala penyakit, mengusir setan, memberi makan dll. Semua catatan itu menunjukkan bahwa melayani kebutuhan manusia dengan utuh merupakan gaya hidup yang melekat pada Yesus. Ini adalah perwujudan misi yang holistic, menyentuh semua aspek kebutuhan manusia.
Yesus kristus menganggap orang lain lebih penting daripada kemuliaanNya sendiri sehingga Dia rela menjadi manusia bahkan rela mengorbankan nyawaNya diatas kayu salib untuk menyelamatkan kita, itulah perwujudan dari misiNya. Bagaimana dengan kita gereja –gereja Tuhan di masa sekarang ini? Mari kita berperan aktif untuk melanjutkan misi Allah kepada dunia. Kita adalah rekan kerjaNya. Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk memberitakan Injil kepada semua orang melalui perkataan dan gaya hidup seperti Yesus sehingga kehidupan kita sebagai orang-orang yang telah diselamatkan disukai banyak orang dan semakin hari akan semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus , menerima Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat dan memperoleh keselamatan kekal.