Bulan ini seluruh Gereja sedang disibukkan dengan berbagai perayaan Natal. Semua sibuk mempersiapakan diri mulai dari mempersiapkan berbagai acara, konsumsi, pernak-pernik Natal, menentukan pembicara dalam ibadah Natal, bahkan mungkin memanggil artis-artis ternama untuk memeriahkan acara perayaan Natal. Apakah ini salah? Tentu tidak. Asalkan tidak kehilangan makna Natal yang sesungguhnya. Natal mengingatkan kita kembali akan kelahiran Yesus Kristus Sang Juruselamat dunia. Kelahiran-Nya bukan tanpa maksud, namun membawa misi karya penebusan, yaitu menyelamatkan umat manusia dari dosa dan hukuman kekal . Dan barangsiapa yang percaya kepada-Nya mendapatkan keselamatan kekal (Yohanes 3:16). Bersyukurlah kalau saat ini kita hidup dalam kepastian akan jaminan keselamatan kekal , itu semua hanya karena anugerah yang Allah berikan kepada kita melalui dan di dalam Putra-Nya yang Tunggal yaitu Yesus Kristus. Ketika kita merenungkan kembali hal ini, lalu adakah perubahan yang mendalam yang kita alami dalam hidup kekristenan kita setelah perayaan Natal tersebut?
Gereja kita dalam tahun 2017 ini merayakan Natal dengan tema “Obedience By Grace” atau “Anugerah Ketaatan” (Lukas 1:38). Saat Maria berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”, Maria menyadari sepenuhnya bahwa ia wanita yang mendapatkan kasih karunia dari Allah dan Maria belajar taat. Bukankah sebenarnya ada resiko besar yang ditanggung Maria saat dia mengambil keputusan untuk taat kepada kehendak-Nya ? Maria pasti sadar akan hal ini.Namun kita melihat bagaimana Maria berani mengambil resiko itu. Maria sadar sepenuhnya bahwa kasih karunia Allah akan memampukan dia untuk hidup di dalam ketaatan dan Roh Kudus yang memampukannya . Dan karena ketaatan Maria lahirlah Sang Mesias yaitu Yesus Kristus, Juruselamat dunia.
Melalui tema Natal kita tahun ini, seperti Maria, kita diajarkan untuk hidup dalam ketaatan akan rencana dan kehendak-Nya. Kita diselamatkan di dalam Yesus Kristus hanya karena anugerah. Dan jika kita bisa hidup dalam ketaatan akan Firman-Nya itu juga semata-mata hanya karena anugerah. Kita bisa hidup dalam ketaatan bukan karena kekuatan kita sendiri, sebab kita sadar bahwa manusia kedagingan kita sangat lemah, namun hanya oleh karena anugerah kita dimampukan untuk hidup dalam ketaatan. Roh Kudus yang ada di dalam kitalah yang memberikan kita kemampuan dan membimbing kita untuk melakukan kehendak-Nya (Filipi 2:12-13). Ketaatan berarti penyerahan hidup sepenuhnya kepada kehendak Allah (Roma 12:1). Bagaimana dengan kita? Sudah berapa lama kita ikut Tuhan dan melayaniNya? Sudahkah kita sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan? Mari dalam perayaan Natal kita saat ini, kita mengambil komitmen baru untuk sungguh-sungguh hidup dalam ketaatan. Sebab Hanya orang-orang yang taat kepada perintah dan kehendak-Nya yang berhak menyebut dirinya benara-benar mengasihi Tuhan. Ingatlah bahwa ketaatan kita kepada rencana dan kehendak-Nya pasti akan mendatangkan berkat. Kita akan mengalami bagaimana rencana dan kehendak-Nya yang terbaik akan digenapai di dalam hidup kita. SELAMAT HARI NATAL 2017. IMANUEL.