Orang Kristen yang menjadi seorang murid Kristus pada hakekatnya adalah menjadi murid yang menghasilkan murid. Murid yang memiliki kualitas seperti yang diajarkan dan diteladankan Kristus. Murid yang berproses dari petobat baru dalam Kristus menjadi murid yang bertumbuh, melayani dan bermisi bagi Kristus. Dan murid yang melipatgandakan dengan menghasilkan murid-murid Kristus yang memiliki kualitas serta mengulang proses menjadi dan menjadikan murid yang sama. Dan regenerasi dan pelipatgandaan murid tidak boleh berhenti.
Paulus dalam hidup dan pelayanannya juga sudah menangkap dan menerapkan pelipatgandaan rohani ini. Salah satu buktinya adalah bagaimana Paulus sedang dan terus menerus melipatgandakan hidupnya dalam diri Timotius (2 Timotius 2:1-18). Ia menasehati Timotius agar tetap kuat dalam Kasih karunia Kristus dan ikut menderita sebagai seorang prajurit yang baik. Timotius adalah buah rohani rasul Paulus, anak bimbingan atau murid yang dimuridkan Paulus untuk mengikuti teladan Paulus sebagaimana Paulus mengikuti teladan Yesus.
Paulus sedang melihat masa depan dari proses pemuridan yang memuridkan ketika ia menasehati dan mengajar Gereja mula-mula, “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain” (2 Timotius 2:2). Paulus mengajarkan kepada muridnya yang masih muda yaitu Timotius, bahwa Amanat Agung dapat diteruskan. Prinsip dari 2 Timotius adalah kita terikat kepada tanggungjawab kita untuk memuridkan. Demikian juga Tuhan Yesus memanggil kita untuk menghasilkan murid. Proses penginjilan dan proses pemuridan tidaklah lengkap sebelum keduanya secara sengaja terjalin dengan tujuan, yakni membawa orang yang diinjili menjadi pengikut yang memuridkan.
Tuhan Yesus memberikan perintah kepada murid-muridNya untuk menjadikan semua bangsa muridKu (Matius 28:19). Ia tidak hanya menjadikan mereka murid-muridNya, tetapi menghendaki mereka menjadi murid yang memuridkan. Ini adalah hal yang sangat penting untuk kita perhatikan. Menjadi murid Kristus yang menjadikan murid memang tidak mudah, tetapi itulah kehendak Tuhan. Amanat Agung Yesus ini berlaku turun temurun. Kita adalah murid Kristus karena murid-murid-Nya yang terdahulu telah memuridkan kita. Tongkat estafet pemuridan kini ada di tangan kita. Oleh sebab itu mari kita mempraktekkan mulai dari diri kita yang mau menjadi murid Kristus, dan membawa keluarga kita menjadi murid-murid-Nya.