Dalam memasuki tahun baru 2019 ini, mari kita bersama-sama merenungkan murid Tuhan Yesus seperti apakah kita ini? Murid adalah orang yang mengikuti dan meniru Yesus. Ini artinya mereka merindukan dan berusaha untuk menjadi sama dengan Guru yang mereka ikuti. Ini bukan berbicara soal kesamaan fisik. Tetapi kerinduan untuk sama dari aspek karakter dan nilai-nilai yang dianut. Seorang murid rindu mencerminkan kehidupan dan pengajaran Yesus dalam setiap aspek kehidupannya. Seorang murid bukan sekedar penggemar atau simpatisan sementara.
Tuhan Yesus dengan jelas memberikan kriteria kepada orang yang ingin menjadi murid-Nya. Dalam Injil Lukas 14:25-33 adalah perikop yang berbicara tentang “Segala sesuatu harus dilepaskan untuk mengikut Yesus”. Di dalam ayat 26-27 dikatakan bahwa, “Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku”. Ini berarti bahwa untuk menjadi murid Yesus maka kita harus bersedia mengutamakan Dia. Artinya ia akan menjadikan Yesus lebih penting dan lebih berharga dari apapun juga di dunia ini. Bahkan harus siap memikul salib yang merupakan lambang penderitaan yang bukan dicari-cari atau muncul kerena kesalahan sendiri, namun penderitaan karena Kristus. Tentu keputusan dan cara hidup seperti ini tidak semudah yang kita bayangkan. Dan model murid seperti itulah yang Yesus rindukan.
Bagaimanakah kehidupan Kekristenan kita saat ini? Apakah kita sungguh-sungguh menjadi murid Kristus atau sekedar penggemar atau simpatisan sementara? Banyak orang mengikut Tuhan Yesus dengan berbagai alasan. Ada yang karena kagum dengan pengajaran-Nya. Ada yang karena senang melihat mujizat yang dilakukan-Nya. Ada yang karena mendapat kesembuhan atau makan kenyang. Jika ini yang menjadi alasan kita mengikut Tuhan, maka kita bisa saja berhenti atau meninggalkan Yesus setiap saat. Ketika hal-hal yang kita butuhkan tidak lagi terpenuhi atau ketika mengikut Yesus terasa semakin sulit dan menuntut komitmen, maka bisa jadi akan mempertimbangkan untuk meninggalkan Dia. Di awal tahun baru 2019 ini marilah kita membangun komitmen kembali agar kita menjadi murid Yesus yang semakin bertumbuh dalam karakter seperti Yesus (Like Jesus). Mari kita mengikut Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Kita harus semakin siap maju ke depan dengan mempercayakan diri kepada yang kita ikuti tanpa ragu dan dengan tulus menuruti perintah-Nya dan teladan yang ada di depan kita. Mengikut Yesus berarti menjadi murid-Nya, siap untuk diajar, dibimbing dan diarahkan oleh Guru Agung kita yaitu Yesus Kristus. Selain itu kita juga akan semakin semangat melaksanakan Amanat Agung Tuhan yaitu menginjil kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Jika penginjilan kita dibarengi dengan karakter kita yang semakin menghasilkan buah-buah roh (Galatia 5:22-23), maka penginjilan kita akan semakin efektif. Sebab Dia menginginkan kita pergi dan menghasilkan orang-orang yang hidupnya mengutamakan Kristus, meniru watak Kristus dan yang berani bayar harga untuk kehidupan yang seperti ini.