Mengendalikan PENGALAMAN NEGATIF

  • 12 May 2024
  • Fulfilling God's Purpose

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” Filipi 2:5

Salah satu cara untuk mengendalikan perasaan kita agar konsisten alami pertumbuhan rohani dengan tidak mengijinkan pikiran-pikiran yang negatif tinggal berlama-lama dalam hati kita. Setiap orang berpotensi memiliki perasaan yang positif maupun negatif. Kita tidak percaya bahwa Tuhan datang melalui perasaan-perasaan negatif melainkan melalui perasaan-perasaan positif. Apabila kita lebih membuka diri pada pikiran-pikiran yang positif maka kita sedang menjalani hidup yang dipimpin Roh Kudus dan mencapai tingkat pertumbuhan rohani dengan menghasilkan buah Roh: Kasih, sukacita, damai sejahtera, kcsabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22,23).

Filipi 2:5 berkata, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.” Dalam Roma 12:2, Paulus mendesak kita untuk “Berubahlah oleh pembaharuan budimu.” Ketika menulis surat kepada Timotius, Paulus berkata, "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu" (II Timotius 2:15). Dalam perikop perikop ini Paulus berbicara tentang pengembangan suatu pandangan yang rasional dan sistematis yang membantu kita mengendalikan pengalaman-pengalaman negatif dan mengubahnya menjadi pengalaman-pengalaman yang positif

Ada lima langkah untuk menanamkan pikiran seperti pikiran Kristus:

  1. “Analisa pikiran saudara.” Sadari dan analisa setiap pikiran positif atau negatif, apakah pikiran-pikiran itu mengangkat saudara atau justru menjatuhkan saudara.
  2. “Sterilkan pikiran saudara. Bayangkan dalam pikiran kita ada alat pendeteksi rohani yang mampu membedakan dan menyaring setiap pikiran negatif dan positif yang akan masuk dalam hati kita.
  3. Usahakan agar pikiran saudara selalu ingat akan perkataan “ ini mungkin." Jika kita menjadi orang yang percaya kepada Tuhan, maka kita juga menjadi orang yang percaya pada kemungkinan-kemungkinan yang dijumpai di dalam kehidupan kita. Filsafat hidup orang Kristen disusun dua kata ini: Ini mungkin. Ini mungkin jika . . . Ini mungkin setelah . . . Ini mungkin bila. Ini mungkin dengan . . . Jika kita mengatur pikiran kita sekitar dua kata itu berarti kita menanamkan akar pikiran yang menghasilkan makanan bagi jiwa kita dan membuang pikiran-pikiran yang negatif.
  4. “Memahami.” Sering kali rahasia memecahkan masalah yang menimbulkan depresi, ketakutan atau kegagalan adalah berpikir lebih dewasa daripada yang pernah kita pikirkan sebelumnya. Dengan berpikir lebih dewasa, membuat pikiran terbuka dan hidup kita jadi lebih produktif.
  5. “Melaksanakan.” Dengan kata lain, percaya dengan bertanggung jawab. Percaya saja belum berarti bertanggung jawab, sebelum percaya itu berubah menjadi perbuatan yang nyata. Sebagaimana dikatakan oleh Yakobus, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati” (2:17). Pikiran-pikiran kita harus diwujudkan dalam perbuatan perbuatan kita, kalau tidak, apa gunanya pikiran kita itu?

Dengan mengikuti lima langkah mengembangkan pikiran ini, kita akan mematikan semua perasaan negatif. Di samping itu, saat kita menanamkan pikiran Kristus, maka kita juga akan semakin bertumbuh dewasa menjadi serupa Kristus.