Mengenali Kepribadian

  • 23 Sep 2018
  • Like Jesus

Di dalam Kisah Para Rasul 9:19-31 diceritakan bagaimana tantangan yang dihadapi Paulus dalam pertobatannya menjadi pengikut Kristus adalah adanya tantangan dari orang-orang Yahudi yang ingin membunuhnya dan banyak masyarakat yang curiga akan pertobatannya. Namun Paulus yang kita kenal memiliki kepribadian pemberani, keras dan tegas, siap menghadapi resiko dan tidak undur dengan ancaman itu. Saulus sebagai orang yang baru bertobat,  tentu tidak mudah baginya untuk bisa diterima dan  sebaliknya juga tidak mudah bagi kelompok para murid dan orang Kristen lainnya  untuk menerima Saulus pada saat itu. Sehingga tidak heran muncul penolakan terhadap Saulus. Beberapa dari mereka meragukan pertobatannya. Di dalam ayat 26 dikatakan, “Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid”.  Namun Saulus yang memiliki kepribadian pantang menyerah, tidak menyerah dengan keadaan ini. Dia terus berusaha menunjukkan bahwa dirinya sungguh telah bertobat dan berubah.

Kesungguhan Paulus juga berhasil ditunjukkanya karena bantuan seorang saudara seiman yang bernama Barnabas, yang mengambil peran seperti Ananias. Barnabas memiliki kepribadian yang baik. Ia bisa menerima keberadaan Paulus, dengan tulus dan penuh kasih. Barnabas seorang yang penting sekali bagi Paulus, sesudah Ananias. Bagi Paulus, Barnabas adalah seseorang yang baik, yang mengertinya dan mendukungnya. Di saat orang banyak mencurigai pertobatannya, Barnabas menerima dia. Firman Tuhan katakan, “Tetapi Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus” (ayat 27). Kita tentunya dapat membayangkan bagaimana saat Paulus kebingungan di Yesrusalem, semua orang menutup pintu terhadapnya, Barnabas mengulurkan tangan dan menerimanya dengan tulus. Barnabas menerima dia dan membawanya kepada rasul-rasul dan menceriterakan kepada mereka, bagaimana Saulus melihat Tuhan di tengah jalan dan bahwa Tuhan berbicara dengan dia dan bagaimana keberaniannya mengajar di Damsyik dalam nama Yesus.  Melalui Barnabas, terbukalah pintu-pintu bagi Paulus dan Paulus tetap bersama-sama dengan mereka di Yerusalem, dan dengan keberanian mengajar dalam nama Tuhan (ayat 28). 

Kita melihat dari kisah ini bagaimana Barnabas dapat mengenali kepribadian Paulus dan Barnabas mampu menilai mutu kepribadian Paulus sehingga dengan tulus dan penuh kasih Barnabas bisa menerimanya. Selanjutnya  mereka bekerja sama dengan baik dalam penginjilan sehingga Injil semakin luas diberitakan. Kita sebagai tubuh Kristus yang terdiri dari banyak anggota yang berbeda-beda ( I Korintus 12:21-2), bagaimana sikap kita?  saling mengenali kepribadian satu dengan yang lain sebagai tubuh Kristus akan memampukan kita menerima keberadaan orang lain apa adanya,  sebagaimana halnya orang lain juga menerima keberadaan kita apa adanya. Jika kita bisa saling menerima keberbedaan satu dengan yang lainnya,  maka kita bisa saling bekerja sama dengan baik, Nama Tuhan Yesus dipermuliakan dan Injil disebarluaskan.