Mengasihi Yang Terhilang

  • 27 Nov 2016
  • Mengalami Hati Yesus

Tema besar Gereja kita sepanjang tahun ini adalah “Mengasihi yang terhilang’.  Sampai pada peringatan Natal diharapkan kita tetap fokus pada mengasihi mereka yang terhilang, menjangkau jiwa-jiwa bagi Kerajaan Allah.  Karena Natal adalah bukti kasih Allah kepada manusia, dengan mengirimkan Yesus ke dunia, Allah yang turun menjadi manusia, agar manusia dapat diselamatkan, dibawa kembali kepada rencana Allah semula, yaitu hidup kekal bersama Bapa di surga selama-lamanya.

“Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10).  Tujuan misi Tuhan Yesus ke bumi ini adalah menyatakan kerinduan Allah untuk menyelamatkan yang hilang.  Mencari orang berdosa yang hilang dengan maksud untuk membawanya kepada keselamatan, adalah hal yang terpenting bagi Allah (Lukas 15:20,24);  Allah dan sorga bersama-sama bersukacita apabila ada seorang berdosa bertobat (Lukas 15:7,10); dan tidak ada pengorbanan atau penderitaan yang terlalu besar dalam hal mencari yang hilang dan membawanya kepada Yesus (Lukas 15:4,8).  Allah dan malaikat di sorga memiliki kasih, belas kasihan, dan rasa sedih yang begitu besar terhadap mereka yang jatuh ke dalam dosa dan mati secara rohani, sehingga pada waktu seorang berdosa bertobat, maka mereka dengan terang-terangan bersukacita.   

Karena TUHAN, adalah Allah yang pengasih dan penyayang (Keluaran 34:6-7).  TUHAN adalah nama pribadi dan penjanjian yang dengannya Allah menyatakan diri kepada umat-Nya.  Dalam penyataan nama perjanjian Allah ini terkandung kasih setia-Nya, perhatian akan keselamatan manusia, serta kedekatan dan kehadiran-Nya yang setia bersama umat-Nya (Kejadian 2:4).  Nama itu mengungkapkan kasih dan perhatian-Nya yang setia, bersama kerinduan untuk menebus umat-Nya dan hidup dalam persekutuan dengan mereka (3:14).  Sungguh, penting bahwa ketika Yesus lahir, Ia dinamakan IMANUEL yang artinya ‘Allah menyertai’ (Matius 1:23).  Tuhan adalah Allah yang belas kasihan, kebaikan hati, dan pengampunan-Nya terpadu dengan kebenaran, kekudusan, dan keadilan.  Kenyataan bahwa Allah itu murah hati dan penuh belas kasihan menunjukkan bahwa Ia tidak akan menghukum siapa pun terkecuali dan hingga kasih-Nya yang panjang sabar itu ditolak dan dihina.   

Kita harus berdoa supaya Roh Kudus memenuhi hati kita dengan kerinduan yang tulus untuk membawa orang berdosa kepada keselamatan.  Sepanjang bulan November ini di Persekutuan House Family kita mendapat tugas untuk mengunjungi atau menghubungi saudara-saudara kita yang telah kita doakan.  Mungkin mereka telah undur dari persekutuan karena berbagai alasan, atau karena sakit penyakit yang membuat mereka tidak dapat hadir dalam ibadah-ibadah.  Atau ada saudara-saudara kita yang belum mengenal kasih Kristus, sehingga mereka masih terikat oleh belenggu dosa dan kehidupan dalam kegelapan dunia.  Dengan mengunjungi dan mendoakan mereka, kita tentunya telah melakukan tugas kita melaksanakan Amanat Agung Kristus dan mengasihi sesama kita.  Karena itu dalam kesempatan kita merayakan Natal ini, diharapkan orang-orang yang selama ini telah kita doakan untuk dapat diselamatkan, dapat kita bawa untuk bersama-sama untuk bersuka cita karena mereka dapat diperkenalkan dengan kasih Kristus yang menyelamatkan umat manusia.