Janji tentang kedatangan Kristus kembali merupakan pengharapan bagi kita komunitas orang percaya. Apakah kita benar-benar percaya bahwa Dia sungguh-sungguh akan datang kembali? Apakah kita sungguh-sungguh akan melihat Yesus secara nyata? Tentang pengharapan yang kita miliki di dalam Dia terikat di dalam perkataan yang pokok dan perkataan iman dari Tuhan Yesus Kristus, bahwa, “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada” (Yohanes 14:1-3). Inilah dasar iman kita dalam menantikan kedatangan-Nya kembali.
Apakah ada orang yang mengetahui waktu yang tepat akan kedatangan Yesus? Alkitab berkata bahwa, “Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di surga tidak dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri“ (Matius 24:36). Karena itu sebagai komunitas orang percaya yang menantikan penggenapan janji kedatangan-Nya itu kita harus berjaga-jaga (Matius 24:42). Meskipun kita tidak tahu kapan waktunya, tetapi janji itu pasti dan tidak akan gagal. Pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali kita akan sepenuhnya mengalami realitas dari kebangkitan (I Korintus 1:7-8).
Tuhan berkata, “Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorangpun mengambil mahkotamu” (Wahyu 3:11). Yesus akan datang segera. Apakah kita telah siap? Ini sebuah pertanyaan besar bagi Gereja. Di saat menunggu kedatangan-Nya bagaimanakah kita harus hidup? Haruslah kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana di dalam dunia ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik (Titus 2:11-14). Jangan hidup sembarangan, tetapi bertobatlah sungguh-sungguh lalu bersedia menunggu kedatangan Tuhan dengan sikap dan cara hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Hanya orang-orang percaya yang mempertahankan imannya sampai garis akhir yang akan melihat Tuhan Yesus. Saat peristiwa itu terjadi, betapa bersukacitanya hati kita. Sukacita yang tidak terkira dan melampaui segala sukacita kita di dunia ini.