Dunia yang penuh dosa membutuhkan kita anak-anak Tuhan untuk menolong memenuhi kebutuhan mereka akan keselamatan kekal di dalam Yesus Kristus. Kita dirancang Allah untuk memenuhi kebutuhan itu. Kita hanya perlu bertindak melakukan yang Tuhan mau, yaitu kita sebagai agen-agen penyalur kasih karunia-Nya dan Dia sebagai sumber Ilahi yang akan menolong dan memampukan kita menjangkau orang lain untuk menerima anugerah keselamatan itu.
Perumpamaan “Orang Samaria yang murah hati” di dalam Injil Lukas 10:30-37 adalah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya yang menggambarkan bagaimana seharusnya sikap kita terhadapa orang lain yang membutuhkan belas kasihan dari kita untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kita harus punya sikap yang peduli, mau bertindak dan dengan motifasi yang benar. Apapun yang kita kerjakan biarlah hanya untuk memuliakan Nama Tuhan saja. Meskipun terkadang apa yang kita kerjakan tidak selalu diterima dengan baik oleh orang lain yang kita layani. Namun saat kita melayani Tuhan dengan sikap dan motifasi yang benar, maka kita tidak akan mudah menyerah sebab Sang Sumber Ilahi akan memberikan kita kekuatan untuk menghadapi tantangan-tantangan itu. Seperti halnya yang dialami oleh Rasul Paulus saat berada di Efesus. Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di Efesus dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah. Tetapi ada beberapa orang yang tegar hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani. Oleh Paulus, Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa. Dan semakin hari semakin masyurlah Nama Yesus dan semakin banyak orang yang menjadi percaya kepada-Nya (Kisah Para Rasul 19:1-18).
Dengan melihat keadaan dunia di sekeliling kita yang semakin hari semakin rusak karena dosa, tentunya kita tidak boleh tinggal diam. Kita harus bertindak dengan cara melayani mereka. Tetapi realitanya ada diantara kita sebagai orang-orang percaya justru menunjukkan sikap-sikap yang keliru. Contohnya: sikap tidak mau tau dengan keadaan sekeliling kita, sikap mau tau tapi tidak mau bertindak, ada juga sikap yang mau tau, mau bertindak, namun dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan diri sendiri. Ini adalah sikap-sikap yang salah. Seharusnya sebagai orang percaya, kita menunjukkan sikap yang mau tahu, mau bertindak untuk melakukan yang Tuhan mau kita lakukan yaitu menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang. Dunia membutuhkan belas kasihan kita untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Marilah kita sama-sama belajar dari kebenaran ini . Sebagai pelayan Tuhan yang sejati akan menolong orang lain entah mereka sendiri akan memperoleh sesuatu dari hal itu atau tidak. Yang penting bagi mereka hanyalah Nama Tuhan yang dipermuliakan dan semakin banyak orang yang percaya dan datang kepada Yesus Kristus dan mendapatkan jaminan keselamatan kekal.