Koinonia (persekutuan Intim ) bersama Allah adalah elemen dasar dari keselamatan dan hidup kekal. Di dalam Yohanes 17:3 dikatakan bahwa , “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”. Yesus Kristus menerima tugas sebagai utusan untuk misi keselamatan bagi umat manusia Yesus Kristus “diutus” Bapa, datang ke dunia dalam daging (inkarnasi) untuk melakukan penyelamatan bagi umat manusia, sama sekali tidak mengecilkan hakekat Yesus Kristus yang adalah Allah sendiri. Jadi kita tahu bahwa keselamatan adalah inisiatif Allah.
Allah selalu mengawali inisiatif keselamatan dan menyampaikan kehendak-Nya. Respon kita seharusnya adalah bertindak berdasarkan iman, menyesuaikan diri terhadap kehendak-Nya dan mentaati-Nya. Ketika kita merespon dengan baik inisiatif Allah maka kita akan dibawa semakin mengenal-Nya dalam pengalaman pribadi bersama-Nya. Dan hidup terus menerus dalam ketaatan akan membawa kita pada titik mengalami kehadiran-Nya. Inilah koinonia bersama dengan Allah. Untuk bisa terus menerus dan berada dalam persekutuan dengan Allah tentunya tidak dapat terjadi begitu saja. Persekutuan ini harus dijaga dan dipertahankan karena sewaktu-waktu dapat rusak. Hal-hal apa saja yang bisa merusak persekutuan kita dengan Allah? Mencintai uang lebih dari Allah (Materialisme), tidak tunduk, menolak menyangkal diri lebih menonjolkan diri sendiri, gereja yang mulai lebih mengagungkan pemimpinnya dan memberikan pengharapan dan penghargaan berlebih kepadanya, dan juga tidak ada kepedulian kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Ingatlah bahwa hal-hal ini bisa mengancam persekutuan kita dengan Allah. Jika kita terus membiarkan hal-hal ini terjadi maka bisa dipastikan koinonia terancam rusak.
Untuk menjaga persekutuan dengan Allah bisa terjalin dengan baik, kita harus memahami dasar koinonia bersama dengan Allah, yaitu : Pertama, kita harus mengasihi Allah dengan segenap keberadaan kita. Ini adalah hukum yang terutama dan pertama (Matius 22:37-38) jika kita mengasihi Allah, kita akan mentaati-Nya (Yohanes 14:21-24). Kedua, kita harus tunduk pada kedaulatan Allah. Allah adalah tuan kita. Oleh sebab kasih-Nya yang sempurna bagi kita. Dia berhak mendapatkan ketaatan penuh dari hidup kita. Kristus sebagai kepala dari tubuh , menuntut penundukan diri kita terhadap-Nya dan ketaatan terhadap kehendak-Nya. Setiap kita orang percaya yang adalah tubuh-Nya harus tunduk dan mengakui kedaulatan(kuasa) Kristus saja dan menempatkan-Nya sebagai satu-satunya kepala