Koinonia, dalam bahasa Yunani berarti persekutuan intim, di dasarkan pada hubungan pribadi dengan Allah dan sesama. Koinonia dengan Allah hanya dapat terbentuk melalui perjumpaan yang nyata dengan Kristus dan keberserahan kepadaNya sebagai Tuhan atas hidup kita. Allah menghendaki hubungan ini. Ketika kita ada dalam persekutuan dengan Allah dan orang lain juga bersekutu denganNya bersama-sama kita, sukacita itu menjadi lengkap (I Yohanes 1:4-7). Koinonia dengan orang percaya merupakan cermin hubungan dengan Kristus. Koinonia pada dasarnya adalah ekspresi paling tepat tentang hubungan kasih kita dengan Allah. Jadi ketika kita menghidupi hubungan kasih dengan Allah, maka kita pasti memiliki kualitas hubungan kasih yang sama dengan umat percaya lainnya. Sebab tidak mungkin kita memiliki hubungan yang baik dengan Allah namun hubungan kita dengan orang percaya lainnya kacau. Jika kita mengasihi Allah, maka kasih kita terhadap umat percaya lainnya pasti terlihat jelas pula. Dalam Yohanes 13:35 Yesus berkata, “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi”.
Koinonia juga berbicara tentang hubungan baik antar Gereja . Hubungan baik antar Gereja ini adalah merupakan sebuah kerjasama untuk menjangkau dunia bagi Kristus. Koinonia antar Gereja bukan berarti penyeragaman doktrin, namun penerimaan keberadaan atas Gereja-Gereja seperti saudara menerima dan mengasihi saudara lainnya sekalipun ada perbedaan. Persekutuan atau hubungan yang baik ini hanya dapat terwujud melalui Roh Kudus yang menggerakkan Gereja-Gereja memberi dirinya terbuka bagi Kristus. Namun terkadang yang menjadi masalah adalah tembok-tembok penghalang yang dibuat manusia untuk membatasi hubungan antar Gereja. Allah ingin menjadi satu-satunya Raja yang berkuasa dan bertahta atas kerajaanNya. Ketika Dia diijinkan untuk memerintah, maka segala penghalang yang dibuat manusia akan diruntuhkanNya. Ingatlah bahwa Gereja yang bermasalah antar Gereja menandakan masalah koinonia yang lebih dalam yaitu hubungan pribadi dengan Allah sendiri.
Percayalah jika koinonia ( persekutuan ) antar sesama orang percaya sebagai tubuh Kristus dan koinonia antar Gereja bisa terjalin dengan baik maka akan mewujudkan tujuan Kerajaan Allah yaitu membawa jiwa-jiwa yang terhilang kembali datang kepada-Nya. Marilah kita setiap orang percaya yang adalah tubuh Kristus, belajar bagaimana untuk semakin mengasihi Allah agar kita dapat menghargai hubungan dengan anggota tubuh yang lain dan berupaya untuk memeliharanya dan bukan menghancurkannya. Sehingga dengan demikian kita dapat melanjutkan misi Allah di dunia yaitu membawa kembali jiwa-jiwa yang terhilang datang kepada-Nya.