Untuk dapat melakukan kehendak Allah, kita harus menyesuaikan hidup kita kepadaNya, tujuan dan juga rencanaNya. Ini adalah bentuk ketaatan kita. Ketaatan ini menuntut harga bayar dari kita dan juga orang-orang di sekitar kita. Ingatlah bahwa kita tidak dapat mengenal Allah dan melakukan kehendak Allah tanpa membayar harga penyesuaian dan ketaatan.
Dalam Kisah Para Rasul 9:1-25, Saulus membuat penyesuaian besar dalam hidupnya. Dia berbalik dari menyiksa orang Kristen menjadi pemberita Injil bahwa Yesus adalah Kristus Penyelamat. Bagi Paulus, penyesuaian ini mahal harganya. Ini bahkan meresikokan hidupnya. Saat kita membaca dalam kitab 2 Korintus 11:23-33, kita bisa melihat harga yang harus dibayar Paulus demi mengikut dan taat kepada Kristus. Tidak semua kita bisa seperti Paulus berani membayar harga untuk menyesuaikan hidupnya sesuai kehendak Tuhan. Contoh, banyak murid Yesus “mengundurkan diri” dan tidak lagi mengikut Dia (Yohanes 6:66). Banyak Gereja tidak mengalami kepenuhan panggilan Allah melalui mereka sebab mereka tidak bersedia membayar harga ketaatan.
Allah memberikan teladan dari AnakNya sendiri, Yesus mengosongkan diriNya dan meninggalkan kemeriahan Surga untuk mengikut kehendak Bapa yaitu keselamatan melalui kematianNya di kayu salib (Filipi 2:5-7). Ini adalah contoh nyata penyesuaian besar.
Demikian dalam hidup kita, Allah akan meminta kita mengikut Dia dengan caraNya, dimana penyesuaian terhadap rencana dan arah hidup kita sangat dipastikan harus terjadi. Penyesuaian besar-besaran dibutuhkan, agar Allah dapat menyelesaikan tujuanNya melalui kita yang terpanggil sesuai rencanaNya. Namun sebaliknya jika kita menolak menyesuaikan diri, maka kita akan melewatkan apa yang Allah sudah rancangkan untuk terjadi dalam hidup kita. Oleh sebab itu, kita harus merubah cara pandang dan cara hidup kita sesuai kehendakNya agar rencanaNya digenapi dalam hidup kita, seperti yang dikatakan Paulus di dalam kitab Filipi 3:13, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku..”. ini berarti Allah meminta penyerahan diri kita sepenuhnya.
Ketaatan menuntut kebergantungan penuh kepada Allah untuk mengerjakan karyaNya melalui kita. Mungkin tidak mudah untuk menyesuaikan hidup kita sesuai kehendakNya. Dengan kekuatan kita sendiri, mustahil hal itu bisa terjadi. Namun satu hal yang harus kita ingat bahwa Allah yang memanggil kita adalah Allah yang akan mempukan kita untuk melakukan kehendakNya. Roh Kudus menolong dan memampukan kita.