Kehidupan Yang Berpusat Pada Allah

  • 30 Apr 2017
  • Like Jesus

Firman Tuhan berkata, “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah” (Roma 3:10-11). Dan dalam Yohanes 6:44 dikatakan, “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku ...” Dari ayat-ayat di atas jelas dikatakan bahwa manusia tidak mencari Allah atas inisiatif mereka sendiri. Ketika Allah memulai untuk melakukan sesuatu di dunia ini, Dia yang mengambil inisiatif menyatakan kehendak-Nya kepada manusia. Ketika manusia mulai menanyakan hal-hal yang bersifat rohani itu berarti Allah sedang bekerja dalam hidup mereka. Allah senantiasa bekerja dalam kehidupan seseorang sebab Dia memiliki rencana dan kehendak-Nya, yaitu yang terbaik bagi mereka.

Saat inipun Allah sedang bekerja melalui kita orang-orang percaya. Hanya seringkali kita kurang peka terhadap Allah sebab kita berfokus pada diri sendiri. Ingatlah bahwa inti dari dosa adalah pergeseran dari berpusat kepada Allah menuju berpusat kepada diri sendiri. Dan inti dari keselamatan adalah penyangkalan diri. Penyangkalan diri artinya kembali memusatkan kehidupan kepada Allah. Untuk hidup berpusat kepada Allah, maka kita harus fokus kepada kehendak Allah, bukan kepada rencana-rencana kita sendiri. Kehidupan yang berpusat kepada Allah selalu berdampak bagi orang lain. Kita yakin bahwa ketika Allah bekerja melalui kita, maka hidup saya akan berdampak bagi orang lain.

Untuk mengenal dan melakukan kehendak Allah, kita harus menyangkal diri dan fokus kepada Allah. Kita harus memfokuskan hidup kita kepada tujuan Allah, bukan kepada rencana-rencana kita sendiri. Kita harus melihat segala sesuatu dari perspektif Allah bukan perspektif manusia. Kita harus sabar menunggu sampai Allah menunjukkan apa yang hendak Dia lakukan melalui kita. Karena itu jangan gampang menyerah dalam menjalani hidup kekristenan kita. Pekalah dengan apa yang sedang Allah kerjakan di sekitar kita, jangan pasif atau berdiam diri. Bergabunglah dengan-Nya.

Hidup kita di dunia ini dibatasi oleh waktu. Karena itu sebagai orang percaya kita harus menyadari bahwa tujuan hidup kita saat ini bukanlah untuk diri sendiri atau untuk dunia ini. Tetapi hidup yang berfokus kepada Allah. Itu berarti kita harus berfokus kepada perkara-perkara yang berdampak kekal. Sebab hidup saat ini merupakan rangkaian menuju kehidupan yang sesungguhnya yaitu kekekalan.