KASIH ITU MURAH HATI

  • 28 Jul 2024
  • Fulfilling God's Purpose

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.” 1 Korintus 13:4

Pernahkah Anda merasakan kemurahan hati Allah? Dapatkah Anda mengatakan, “Allah telah begitu bermurah hati kepada saya! Allah Bapa telah mengangkat saya menjadi anak-Nya yang terkasih. Yesus Kristus telah mengubah hidup saya. Melalui kematian-Nya di kayu salib, la telah mengampuni seluruh dosa saya. la telah memberi saya Roh Kudus-Nya dan menjanjikan kepada saya hidup yang kekal. Saya adalah penerima kasih setia Allah secara pribadi,”

1 Korintus 13 memberitahu kita bahwa "kasih itu murah hati," perikop ini bukan hanya mendefinisikan kasih bagi kita, tetapi juga memberi tahu kita bagaimana cara untuk hidup. Hal yang sama juga terdapat dalam Titus 3. Alasan Paulus memberi tahu Titus tentang kasih setia Allah adalah untuk menolong orang-orang dalam gereja-Nya belajar bagaimana cara mengasihi. Titus adalah seorang pendeta di Kreta, dan jemaat di Kreta tidak begitu murah hati. Mereka perlu diingatkan untuk tidak mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain atau terlibat dalam argumentasi yang tidak berguna (Tit. 3:2). Hal ini tidak mengejutkan, karena di ayat 3 menerangkan cara hidup mereka "hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci." Rasul Paulus tidak hanya sekedar memberi daftar panjang perintah dan larangan; ia juga menceritakan siapa Yesus dan kemurahan hati Allah yang mengubah hidup kita di dalam Kristus. Paul Miller dalam bukunya Love Walked Among us, "Kasih dimulai bukan dengan mengasihi, tetapi dengan dikasihi ... kita hanya dapat memberikan apa yang telah kita terima." Hanya melalui iman dalam Kristus maka kita dapat mulai mengasihi seperti Yesus mengasihi. Mengenal kemurahan hati Allah memampukan kita untuk mulai menunjukkan kemurahan hati Allah kepada sesama, dengan jalan mengabarkan tentang siapa Yesus dan kasih-Nya.

Kemurahan hati yang harus kita tunjukkan adalah kemurahan hati yang penuh kasih, yang berarti bahwa kita menunjukkannya kepada orang yang bahkan tidak layak mendapatkannya. Mengutip perkataan Lewis Smedes, "Kemurahan hati adalah kuasa untuk menggerakkan seseorang yang berpusat pada diri sendiri kepada orang yang lemah, yang buruk, dan yang terluka serta untuk menanamkan kepedulian pribadi tanpa mengharapkan balasan." Ada beberapa ayat Alkitab yang menganjurkan kita untuk berbuat baik kepada semua orang (contoh Mat. 5:44; Rm. 12:21; 1Tes. 5:15; 2 Tim. 2:24). Jangan menunggu orang lain bersikap baik kepada Anda sebelum Anda bersikap baik kepada mereka, tetapi perlakukanlah orang lain sama seperti Allah memperlakukan Anda.

Tuhan menghendaki kita memiliki kemurahan hati yang tanpa pamrih, karena itu yang dapat mengubah hidup orang lain. Jonathan Edwards menunjukkan 1 Korintus 13 bukan sekedar kepada kemurahan hati pada kebutuhan fisik, melainkan juga pada jiwa orang-orang. Kita menunjukkan kasih setia dengan memberitakan Alkitab, konseling rohani yang bijaksana, memberi teguran yang lemah lembut ketika diperlukan, dan yang paling penting adalah memberikan teladan rohani. Orang orang biasanya menilai kemurahan hati sebagai sesuatu yang kecil, tetapi jika semua orang percaya membuat komitmen pribadi untuk kasih setia, hal ini akan mengubah dunia. Yang terhilang akan ditemukan. Yang sekarat akan diselamatkan. Yang tidak layak akan menerima anugerah. Yang tidak memiliki kasih dan tidak layak dikasihi akan dikasihi dengan kasih yang abadi.

Tertullian memberi tahu kita bahwa pada masa gereja mula-mula, orang-orang kafir kadang menyebut orang Kristen dengan "chrestiani" daripada "christiani." Christiani berarti "orang Kristen," tetapi chrestiani berasal dari kata Yunani untuk "kemurahan hati." Menurut Tertullian, bahkan ketika orang percaya tidak dikenal sebagai orang Kristen, mereka tetap dikenal sebagai orang yang murah hati, dan kemurahan hati ini mengarahkan orang lain kepada Kristus. Bagaimana dengan kita? Apakah kita dikenal sebagai orang yang murah hati, atau apakah orang lain lebih sering menghubungkan Kekristenan dengan sikap yang pelit, menghakimi, dan munafik? Panggilan kita adalah untuk hidup dengan kasih yang demikian sehingga kemurahan hati menjadi identitas bahwa kita pengikut Kristus.