Ketika Allah berbicara kepada kita untuk menyatakan apa yang hendak Dia kerjakan, sebenarnya ini adalah ajakan untuk menyesuaikan diri denganNya. Penyesuaian dengan Allah tersebut meliputi berbagai aspek seperti: Situasi kita baik itu pekerjaan, rumah, keuangan dll; Hubungan kita dengan keluarga, teman, rekan bisnis dll; pola pikir kita (prasangka, cara, potensi, masa lalu dll); komitmen kita terhadap keluarga, Gereja, pekerjaan, rencana, tradisi dll; atau kepercayaan kita tentang Allah, rencanaNya, jalannya,atau juga hubungan kita denganNya dll. Dan Allah sering menuntut penyesuaian di area kehidupan kita yang tak terpikirkan sebelumnya. Menyesuaikan hidup kita dengan Allah berarti kita mengubah cara pandang kita terhadap cara pandangNya. Kita mengubah cara kita seperti cara-caraNya.
Dengan kekuatan kita sendiri, mungkin ini terasa sulit. Namun kita harus selalu mengingat bahwa Allah yang memanggil kita adalah Allah yang akan memampukan kita untuk melakukan kehendakNya. Ingatlah bahwa ketika kita mengetahui ada satu area dimana kita tidak mengijinkan Dia menjadi Allah atasnya, itulah tempat yang akan Dia kerjakan. Dan Dia meminta penyerahan diri sepenuhnya. Seperti halnya yang dialami oleh murid-murid pertama kali mereka dipanggil (Matius 4:18-22). Ketika Yesus memanggil murid-murid yang pertama, merekapun segera menyesuaikan hidup denganNya. Di dalam Matius 4:22 dikatakan bahwa, “Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikut Dia”. Ketika murid-murid telah mempercayai Allah, mereka menunjukkan iman mereka melalui tindakan mereka. Dibutuhkan respon. Tindakan yang dilakukan murid-murid dengan meninggalkan perahu serta ayahnya adalah salah satu penyesuaian besar dalam hidup mereka. Memang menyesuaikan hidup dengan Allah menuntut harga yang harus dibayar. Harus meninggalkan perkara-perkara duniawi yang kita sukai atau menyenangkan kedagingan kita. Dan tentunya ini tidak mudah. dibutuhkan langkah iman.
Saat ini kira-kira area mana dalam hidup kita yang masih kita pertahankan sehingga itu menghalangi kita dalam menyesuaikan hidup kita denganNya? Mungkin masih ada area dalam hidup kita dimana kita tidak mengijinkan Dia menjadi Allah atasnya. Apakah itu mungkin yang berhubungan dengan keadaan kita, hubungan kita dengan orang lain, cara berpikir kita, komitmen kita, ataupun kepercayaan dan hubungan kita kepada Allah. Apapun itu mari kita mengijinkan Dia mengerjakannya atas hidup kita, sehingga kita bisa hidup dalam penyerahan diri sepenuhnya kepadaNya. Dan rencanaNya digenapi atas hidup kita dan Nama Tuhan dipermuliakan.