JANGAN MENYERAH

  • 26 May 2024
  • Fulfilling God's Purpose

“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” Mazmur 23:4

Pada abad 15, di Perancis ada seorang gadis yang berusia 19 tahun, namanya Joan dari Arc. Dia memberi semangat kepada tentara Perancis yang menghadapi serangan tentara Inggris. Suatu ketika ia mengatakan kepada jendral, “Saya akan memimpin pasukan untuk memanjat tembok, “Jendral berkata, “Tidak ada seorangpun yang akan mengikutimu.” Joan menjawab, “Saya tidak akan menoleh kebelakang untuk melihat orang mengikuti atau tidak.” Dan akhirnya Ia berhasil menyelamatkan Perancis dari serangan Inggris, sekalipun dia sendiri harus mati dibakar. Di depan api yang siap membakarnya, Joan dari Arc berkata, “Setiap pria memberikan nyawanya untuk apa yang ia yakini, setiap wanita memberikan nyawanya untuk apa yang ia yakini. Kita hanya mempunyai satu kehidupan; kita menghayatinya dan itu berlalu. Tetapi hidup tanpa keyakinan lebih mengerikan daripada mati”. Dan setelah itu api melahap tubuhnya. Ditengah-tengah berbagai pergumulan hidup, Allah mendorong kita untuk tidak mudah menyerah.

Pernahkah saudara merasa ingin menyerah dalam tekanan pekerjaan, pernikahan, pertandingan, dan bahkan dalam kehidupan kristiani. Berbagai pergumulan menghabiskan tenaga kita, dan akhirnya kita bertanya-tanya di dalam hati apakah semua usaha ini benar-benar ada gunanya. Perasaan menyerah disebabkan beberapa hal, diantaranya: Lapar dan letih, tekanan dan ketegangan dari bidang kehidupan lainnya.

Ada beberapa nasihat yang bisa diberikan saat akan menyerah:

  1. Telitilah perasaan-perasaan saudara. Apakah saudara mengalami kekalahan atau saat yang penuh tekanan? Tanpa disadari, hal ini bisa menghabiskan kekuatan rohani saudara. Dengan menyadari dan menanggulangi hal itu, akan timbul kekuatan baru.
  2. Beristirahatlah. Orang yang letih akan cepat merasa kehabisan tenaga. Persoalan sesungguhnya bukan bersifat rohani, ambillah waktu untuk beristirahat dan tidur.
  3. Berbicaralah dengan seseorang. Jangan mencoba menanggung semua itu sendiri. Temuilah seorang teman Kristen dan biarkan ia mengetahui apa yang saudara rasakan.
  4. Kembalilah kepada ketentuan dasarnya. Tanggalkan lapisan berisi keharusan dan larangan-larangan serta kewajiban-kewajiban dan mulailah dengan mempercayakan setiap hari saudara kepada Kristus. Tuhan bekerja di dalam diri kita dengan pelahan-lahan dan pasti (Filipi 2:12, 13) menjadikan kita serupa dengan gambaran Kristus (Roma 8:29).
  5. Bergantunglah pada Tuhan. Kedengarannya klasik, tapi nasihat ini mengandung kebenaran yang mendalam. Kenyataannya adalah bahwa pertumbuhan saudara sebagai seorang Kristen tidak bergantung pada diri saudara; hal itu bergantung kepada Tuhan. Tanggapan saudara haruslah menyerahkan diri kepada-Nya, membiarkan la bekerja di dalam hidup saudara. Singkatnya, seandainya saudara tahu apa yang Tuhan ingin saudara lakukan, kerjakanlah. Jika saudara tidak mengetahuinya, tanyakanlah kepada-Nya
  6. Adakan retreat rohani. Pergilah menyendiri beberapa jam atau beberapa hari dan gunakan waktu untuk mendengarkan dan berbicara kepada Tuhan. Biarkan Dia menyegarkan kembali rohani saudara dan memberi saudara keinginan yang baru untuk memuliakan-Nya dengan hidup saudara.