Jaminan Keselamatan

  • 22 Apr 2018
  • Like Jesus

Dalam Kisah Para Rasul 13 ini diceritakan bagaiman Paulus dan Barnabas dipanggil untuk memberitakan Injil , membawa orang kepada suatu hubungan yang menyelamatkan dengan Kristus. Siapakah Paulus sehingga dia begitu memiliki keingginan yang membara dan begitu  berani memberitakan Injil? Setelah Paulus mengalami pertobatan di jalan menuju Damsyik (kisah Para Rasul 9:3-19), Paulus menaati perintah Kristus untuk menyerahkan dirinya menjadi pelayan dan saksi Kristus. Paulus  disebut  “Saulus saudaraku” oleh Ananias (Kisah Para Rasul 9:  17). Ananias sudah menganggap Paulus sebagai orang yang sudah mengalami kelahiran baru (Yohanes 3:3-6), diserahkan kepada Kristus serta misi Allah dan hanya perlu dibaptiskan, memperoleh kembali penglihatannya dan dipenuhi Roh Kudus. Roh Kudus menciptakan di dalam diri Paulus  suatu keinginan yang membara untuk memberitakan Injil.

Paulus dan Barnabas memberitakan injil dan menjadi saksi Kristus (Kisah Para Rasul 13:31). Seorang saksi adalah seorang yang bersaksi melalui tindakan atau ucapan bagi kebenaran. Saksi-saksi Kristus adalah mereka yang menegaskan dan bersaksi tentang karya penyelamatan Yesus Kristus melalui ucapan, tindakan, hidup dan jikalau perlu kematian. Paulus dan Barnabas dalam memberitakan Injil menjadi saksi Kristus begitu berani bersaksi memberitakan tentang Yesus yang mati dan dibangkitkan. Di  dalam Yesus ada pengampunan dosa. Dan di dalam Dia lah setiap orang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa yang tidak diperoleh dari hukum Musa atau hukum Taurat (Kisah Para Rasul 13:37-39).  Banyak orang-orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi  yang takut akan Allah, mengikuti paulus dan Barnabas, lalu kedua rasul ini mengajar mereka dan menasehati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. Bahkan pada hari-hari berikutnya datang hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengarkan Firman Allah. Dan dikatakan di dalam KPR 13:48 “Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya”.

 Meskipun ada saja tantanagan yang mereka alami dalam memberitakan Injil, namun mereka tetap terus memberitakan kabar keselamatan itu. Para murid memiliki memerlukan keberanian baru untuk bersaksi dan berbicara tentang Kristus.  Sepanjang kehidupan Kristen kita, kita juga perlu berdoa supaya dimampukan untuk mengatasi ketakutan, penolakan, kecaman dan penganiayaan yang bisa saja kita dapatkan saat kita menginjil. Kasih karunia Allah, lewat kepenuhan Roh Kudus, akan membantu kita untuk berbicara tentang Yesus dengan berani. Tapi ingat untuk menjadi saksi Kristus tidak  hanya cukup dengan keberanian saja, namun kita juga harus menjaga agar kita sendiri  semakin bersungguh-sungguh hidup dalam kasih karunia Allah dan semakin mengembangkan sifat-sifat Allah dalam diri kita samapi akhir (2 Petrus 1:10). Dengan demikian penginjilan kita akan menjadi efektif untuk membawa jiwa-jiwa datang kepadaNya.