Pada hari Pentakosta, paska Paskah, Roh Kudus dicurahkan atas murid-murid yang sedang mentaati perintah Yesus sebelum Ia naik ke sorga, mereka menanti-nantikan dengan berdoa di sebuah ruangan di loteng Yerusalem. (Kisah Para Rasul 2:1-4). Para peziarah pada Hari Pentakosta yang sedang berkerumun tersebut mendengar, namun tidak merasakan kekuatan dari angin yang cukup kencang; mereka melihat lidah-lidah api yang tidak membakar, dan mereka mendengar sekelompok orang-orang dari Galilea ini menyembah dan memuji Allah dalam bahasa ibu di tanah tempat tinggal mereka. Murid-murid sedang ‘kepenuhan Roh Kudus’, tetapi orang-orang lain mengira murid-murid yang mengalami ‘kegembiraan yang luar biasa’ itu sebagai kemabukan (Kisah Para Rasul 2:13).
Hari Pentakosta yang menjadi hari Pencurahan Roh Kudus kita peringati sampai hari ini dengan suatu tujuan agar setiap kita orang yang telah percaya kepada Kristus, dan yang telah menerima Roh Kudus, maka Roh Kudus akan dapat berkarya dalam kehidupan kita, dan secara progresif mengubah sifat-sifat yang lama, yang rentan terhadap dosa, menjadi sebuah ciptaan baru. Transformasi ini mencakup sebuah perombakan yang radikal terhadap pola etika dan perilaku orang percaya tersebut. Menurut Rasul Paulus, Roh Kudus menyusupkan ke dalam diri kita karakter Kristus, “Barangsiapa yang menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan gading dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24). Kehidupan baru sebagai murid ini dihasilkan oleh Roh Kudus (Galatia 5:25), sehingga dapat menghasilkan buah yang oleh Rasul Paulus digambarkan dengan istilah-istilah yang konkret, yaitu: “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” (Galatia 5:22-23). Inilah yang menjadi tujuan atau tema GSJA Eben Haezer dan seluruh satelitnya di sepanjang tahun ini, yaitu ‘Hidup yang menghasilkan buah’.
Jadi Baptisan Roh Kudus erat hubungannya dengan kedewasaan rohani atau kedewasaan kristiani. Roh Kudus adalah Roh yang Kudus, jadi setiap orang yang telah menerima Roh Kudus tentunya kehidupannya juga akan menjadi kudus. Orang yang telah dipenuhi Roh Kudus harus hidup dalam kekudusan. Ada hubungan sebab akibat antara Baptisan Roh Kudus dan kekudusan. Baptisan Roh Kudus akan menghasilkan, antara lain, ‘sensitivitas yang tinggi terhadap dosa’; ‘upaya yang lebih besar untuk mengejar kebenaran yang serupa dengan Kristus’; dan ‘kesadaran yang lebih mendalam terhadap penghakiman Allah untuk melawan semua perbuatan yang tidak kudus.’ Baptisan Roh Kudus harus mendorong kita ke arah tingkat kehidupan kristiani yang lebih tinggi.
Roh Kudus telah dicurahkan bagi setiap kita yang percaya dan menerima keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Jangan padamkan Roh Kudus itu dalam kehidupan kita, kobarkan terus api Roh Kudus dengan memelihara kehidupan Doa dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam. Hiduplah selalu dalam pimpinan Roh Kudus, sampai kita mencapai kesempurnaan saat kedatangan-Nya menjemput kita sebagai umat yang layak bagi-Nya.
Tuhan Yesus memberkati sidang jemaat.