“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Lukas 10:27
Kurangnya rasa harga diri merupakan masalah yang dimiliki semua orang. Dan ciri yang paling terlihat adalah ketika orang tersebut mempunyai suatu perasaan dalam hatinya bahwa dia memiliki banyak kekurangan. Keraguan ini terutama jadi masalah bagi orang-orang yang kurang mengalami hubungan yang dipenuhi kasih sayang, kurangnya penerimaan di tengah lingkungan dimana mereka bertumbuh. Baik melalui orang tua, saudara laki laki dan perempuan dan teman-teman yang ada di lingkungan rumah kita, di tempat kerja, dan di gereja. Sebagai manusia, kita memerlukan penerimaan, pengakuan, dan kasih sayang. Namun, justru kita menerima celaan, penolakan, akibatnya kita menjalani hidup dengan perasaan tidak berharga. Penyebab lainnya adalah pengetahuan teologi yang kurang buruknya pengajaran di gereja dan dalam keluarga kita. Banyak dari kita yang telah menghasilkan kebaikan dari suatu sifat buruk. Nampaknya kita percaya bahwa sikap mencela diri itu menyenangkan Tuhan, bahwa ini merupakan bagian dari kerendahan hati orang Kristen.
Meremehkan harga diri sebenarnya bertentangan dengan ajaran-ajaran pokok iman Kristen. Yesus menyuruh kita mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita sendiri (Lukas 10:27). Dengan berkata demikian, yang Yesus maksudkan adalah bahwa kita hendaknya memiliki harga diri yang pantas untuk dengan layak pula mengasihi sesama kita.
Demikian juga Paulus menjadikan rasa harga diri sebagai dasar untuk suatu perkawinan yang bahagia. la berkata, "Demikian juga suami harus mengasihi sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri, Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya” (Efesus 5:28,29).
Mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri bukan hanya suatu perintah; hal itu adalah suatu fakta kejiwaan. Kita dapat mengasihi sesama kita sampai sejauh kita mengasihi diri sendiri. Seseorang yang rendah rasa harga dirinya akan sangat sukar bergaul dengan orang lain. Merendahkan diri sendiri tidak sama dengan kerendahan hati atau kekudusan ataupun kesucian. Merendahkan diri bukanlah menyalibkan diri kita sendiri. Yesus tidak meminta kita untuk merendahkan diri kita sendiri, dan perasaan rendah diri kita bukan berasal dari Tuhan. Perasaan rendah diri itu sebenarnya berasal dari masa lalu kita.
Kita harus mendapat rasa harga diri kita dari Tuhan. Ia mengasihi kita; Ia menghargai kita dan menilai kita di dalam rencana yang Ia buat bagi diri kita. Paulus berkata, “Terpujilah Allah yang agung, karena melalui Anak-Nya yang tercinta Ia sangat mengasihi kita” (Efesus 1:6, Alkitab Kabar Baik). Bagaimana kita membuat harga diri kita sesuai dengan pandangan Tuhan terhadap diri kita? Berikut ini ada beberapa saran: