Bacaan Alkitab Satu Minggu
Bilangan (1:1)-(7:89) ; Markus (11:12)-(13:13) ; Mazmur (47:2)-(50:6) ; Amsal (14:25)-(15:3)
Bacaan Alkitab
Bilangan 6:1-21
Ayat Hafalan
Bilangan 6:2 “… Apabila, seseorang laki-laki atau perempuan, mengucapkan nazar khusus, yakni nazar orang nazir, untuk mengkhususkan dirinya bagi Tuhan.”
Pendahuluan
Hari pertandingan itu. Anda bekerja keras mempersiapkan diri untuk itu. Anda memberi waktu berjam-jam untuk menjaga ketahanan fisik, emosi, dan mental Anda. Kadang-kadang Anda merasa itu lebih dari yang Anda dapat tanggung. Sekarang pertandingan itu hampir selesai, dan Anda masih berjuang sampai pada akhirnya. Ketika selesai, Anda merasa senang. Sementara Anda mungkin tidak memenangkan pertandingan itu. Anda merasa senang karena Anda benar-benar sudah memberikan segalanya. Seringkali kita tergoda untuk memberikan Tuhan sebagian saja dari diri kita, sebagian dari uang, waktu, kekuatan, atau kasih kita. Tetapi Akhirnya, Anda sendiri akan tahu, bahwa Anda hanya memberikan sebagian dari diri Anda; Anda hanya setengah-setengah untuk mau dipimpin oleh Roh-Nya. Bilangan 6:1-21 memberikan penjelasan akan hidup yang penuh dengan ketaatan dan pengorbanan.
Amanat Teks (Pesan Firman Tuhan)
Nazir berasal dari kata yang berarti “membaktikan”. Nazir adalah seseorang yang membaktikan diri kepada Tuhan, baik untuk waktu yang singkat maupun untuk seumur hidup. Ini meliputi dua aspek, yaitu memisahkan diri; bagi Tuhan dan dari apa yang najis. Hal-hal kecil sekalipun dapat menajiskan. Apabila Tuhan mengatakan bahwa ada sesuatu yang salah, maka hal itu salah, tidak peduli seberapa kecil kelihatannya hal itu. Jika seorang nazir menjadi najis, seluruh hari yang telah ia baktikan itu dianggap batal (12). Sungguh mahal harga yang harus dibayar bila orang tidak menaati Tuhan. Meski seorang nazir sudah hidup dalam pengabdian, ia tetap harus mempersembahkan korban kepada Tuhan. Sungguh hal ini menjadi contoh nyata dari seseorang yang dipimpin oleh Roh. Sehingga bisa hidup dalam ketaatan.
Amanat Khotbah (Aplikasi)
Bila hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus, kita bisa memanifestasikan karakter Roh tersebut, misal sukacita. Sukacita merupakan keadaan batin yang bukan dipengaruhi faktor luar, melainkan dari dalam hati. Kita bisa menjadi teduh saat segala sesuatunya menjadi gaduh. Kita bisa menjadi tenang saat segala sesuatunya berantakan, kita bisa berdiri gagah saat segala sesuatunya terasa gagal. Roh Kuduslah yang memberi kemampuan kita untuk melawan setiap godaan yang membuat kita jatuh dan jauh dari Tuhan. Itulah sebabnya kita perlu menyerahkan pikiran, perasaan dan kehendak kita dibawah kendali Roh Kudus. Dengan demikian kita dapat menang dari keinginan daging kita dan hidup kita penuh dengan ketaatan kepada-Nya.
Pertanyaan Perenungan:
1. Apakah hidup Anda saat ini mau dipimpin oleh Roh Kudus ?
2. Apakah ada yang masih Anda pertahankan yang sebenarnya dapat Anda berikan kepada Tuhan?
Doa
Tuhan. Berikanlah aku keberanian untuk menyerahkan diriku kepada-Mu. Tolonglah aku untuk memberikan semuanya kepada-Mu sebagai ucapan syukur atas kebaikan-Mu Aku mau berbakti kepada- Mu di sisa hidupku ini.