“Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damaai Sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” - Yohanes 16:33
Damai sejahtera seharusnya menjadi tanda yang dapat dilihat dari orang saleh. Pertama, karena damai sejahtera adalah keserupaan dengan yang Ilahi: la berprakarsa mengadakan perdamaian dengan manusia yang cencerung memberontak. Kedua, karena Allah menjanjikan damai-Nya kepada kita. Ketiga, karena damai sejahtera adalah buah Roh yang membuktikan kerja-Nya dalam hidup kita. Kalau Kitab Suci disimak dengan seksama, terungkaplah bahwa damai sejahtera sebetulnya tiga kali lipat: Damai sejahtera dengan Allah, damai sejahtera dalam diri kita, damai sejahtera dengan orang lain.
Damai sejahtera dengan Allah. Dasar damai sejahtera kita dengan Allah adalah pembenaran kita oleh iman kepada Yesus Kristus. Kitab Suci berkata, "Sebab itu, kita yang dibenarkan berdasarkan iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah melalui Tuhan kita, Yesus Kristus" (Roma 5: l). Inilah titik tempat segala damai sejahtera bermula. Sebelum kita diselamatkan, hubungan kita dengan Allah dicirikan oleh kejatuhan dan permusuhan (lihat Kolose 1:21), karena kita dalam dosa. Namun, ketika kita beriman kepada Yesus Kristus, sekarang Allah di pihak kita.
Sekalipun orang Kristen telah mengalami damai sejahtera dengan Allah, ada “para pengusik kedamaian” tertentu yang menghalangi kita untuk mengalami damai sejahtera dari Allah. Ada beberapa bentuk peristiwa kemalangan hidup yang merampas damai sejahtera dari kita. Yesus sendiri sudah mengingatkan ketika Ia berbicara kepada para murid-Nya pada malam la dikhianati, la menutup dengan perkataan "Aku telah mengatakan hal-hal ini kepadamu, supaya kamu dapat memiliki damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia ini kamu akan mendapat kesukaran. Tetapi kuatkanlah hatimu! Aku telah mengalahkan dunia" (Yohanes 16:33, NIV). Ada 2 janji yang Yesus sampaikan dalam ayat ini:
Janji pertama-Nya adalah: kita akan mendapat kesukaran di dunia. Keadaan-keadaan yang merampas sukacita kita merampas juga damai sejahtera kita.
Tetapi janji Yesus yang kedua adalah sama benarnya. la telah mengalahkan dunia. Efesus 1:22 memberitahu kita bahwa "Segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai kepala dari segala yang ada. Artinya, Yesus punya kuasa atas seluruh alam semesta, dan la menjalankan kuasa itu demi kepentingan kita dan kebaikan kita.
Dua bagian Kitab Suci akan menolong kita untuk datang kepada-Nya dan menemukan damai sejahtera.
Yang pertama, Filipi 4:6-7: "Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." Penangkal besar bagi kecemasan adalah datang kepada Allah dalam doa. Kita harus berdoa tentang segala sesuatu. Tidak ada yang terlalu besar untuk ditangani-Nya, dan tidak ada yang terlalu kecil sehingga luput dari perhatian-Nya. Hasil yang dijanjikan kepada kita kalau kita datang kepada Allah dalam doa dengan ucapan syukur bukanlah pembebasan melainkan damai sejahtera dari Allah.
Yang kedua adalah 1 Petrus 5:7-9: "Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu." Dalam ayat selanjutnya Petrus memberitahu kita untuk berjaga-jaga terhadap Iblis, yang berjalan keliling mencari orang yang dapat ditelannya. Inilah jalan keluar Alkitab bagi masalah tiadanya damai sejahtera dalam diri kita. Bawalah kecemasan kita kepada Allah dalam doa syukur, dan lawanlah Iblis ketika ia memfitnah Allah di depan kita. Hanya setelah kita mengalami damai sejahtera dengan Allah, yakni setelah membawa kecemasan kita kepada-Nya, barulah kita mampu membahas aspek ketiga damai sejahtera: damai sejahtera dengan orang lain. Sengketa dan kekacauan dalam batin sering kali menghasilkan sengketa dengan orang lain. Sebab itu, kita harus memiliki kedamaian batin kalau kita mau efektif mengejar damai sejahtera dengan orang lain.