Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. (Lukas 18:27)
John adalah seorang pemuda yang sehat dan atletis, berumur 20 tahun yang secara bertahap mengambil alih tanggung jawab atas usaha susu pemerahan keluarganya. Lalu suatu hari yang indah di musim semi ketika John sedang memasukkan makanan ternak ke dalam mesin pemotong, ia menaruh kakinya di atas setumpuk makanan ternak yang menghentikan ban berjalan pembawa barang, dan sebelum ia sadar kaki dan tungkainya terjebak di dalam mesin. Ia berhasil keluar dari ruang pemerahan lalu menelpon ambulans. Saat sedang menjalani pemulihan dirumah sakit, ia berharap dirinya mati saja daripada menjadi cacat. Lalu, seorang pria setengah baya yang duduk di kursi roda berkata kepadanya, “ Anak muda, kamu harus malu karena merengek-rengek seperti itu. Seharusnya kamu bersyukur karena hidup dan sehat.” Ia memperlihatkan kepada John bahwa ia telah kehilangan kedua kakinya. “Cepatlah sembuh,” katanya, “lalu, buktikan pada dunia bahwa kamu bisa melakukan sama banyak dengan mereka yang kakinya lengkap.” John kembali ke pertaniannya, dan setelah beberapa kali mengepas kaki dan tungkai buatan, ia memperoleh kembali hidupnya. Ia memerah hingga tujuh puluh sapi dalam sehari dan mengambil ahli pengelolaan penuh atas peternakan itu. Pada waktu luangnya, ia berenang, bermain ski air dan ski salju. Ia menikah dan memiliki tiga orang anak.
“Kita dapat mewujudkan banyak hal jika kita tidak menganggapnya mustahil.”