“Mereka yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia,
dan mereka, yang tidak pernah mendengarnya, akan mengertinya” (Roma 15 : 21)
Kubilai Khan adalah kaisar terbesar dalam sejarah Mongolia setelah Jenghis Khan, kakeknya. Pada abad ke-13, Kubilai Khan menerima kedatangan para pedagang Eropa. Setelah berbincang, kaisar tertarik dengan iman kristiani. Jadi, ia meminta agar ada seratus misionaris yang dikirim ke Mongolia untuk mengajar tentang Yesus. Namun, gereja di Eropa tak me-respons. Mereka terlalu sibuk dengan urusan internal gereja, sehingga hanya ada dua misionaris yang dikirim, yaitu Nicholas dan William. Mereka pun tidak sampai ke Mongolia karena tak tahan menghadapi situasi perang yang sedang terjadi di Asia Tengah. Mongolia pun gagal dimenangkan bagi Kristus.
Kelalaian gereja pada masa lampau juga masih kerap terjadi pada zaman ini. Orang kristiani terlalu sibuk dengan urusan internal gereja. Akibatnya, gereja makin tertutup terhadap dunia di sekelilingnya karena “temboknya” semakin tinggi. Dan “tembok” itu membuat kita lupa bahwa semestinya kita ini menjadi pembawa berita baik bagi mereka yang masih banyak berdiri “di luar tembok”.
Kita mesti meneladani semangat pemberitaan Injil yang dilakukan Paulus. Ia berusaha membagikan Injil di tempat-tempat yang belum pernah mendengar nama Yesus (ayat 20). Inilah yang semestinya menjadi kerinduan setiap gereja. Kiranya setiap gereja kita terus setia melakukan hal ini. Urusan internal gereja memang tak dapat diabaikan, tetapi jika itu membuat gereja berhenti memberitakan Injil, perlahan-lahan gereja akan “mati” karena tak memenuhi tugas yang diembannya.
Apakah gereja tempat Anda beribadah adalah gereja yang memberitakan Injil Kristus?
Jika tembok gereja makin tinggi berarti gereja gagal menjadi saksi.
(gsja.org)