Ayub (34:1-37);
Tuhan itu adil (34). Elihu tentunya seorang pendengar yang baik karena ia dapat mengutip kata-kata Ayub. Meskipun demikian, Elihu mendengar dengan telinganya dan tidak dengan hatinya, sehingga membuat tutur katanya keras dan kejam. Ia terlalu yakin pada dirinya sendiri dan terus mengingatkan Ayub dan teman-temannya untuk mendengarkannya (2, 10, 16, 34). Mungkinkah mereka tidak memperhatikannya? Argumennya sebenarnya sama saja. Tuhan itu adil dan karena itu tidak dapat dituduh tentang dosa atau keberpihakan. Tuhan melihat semua yang kita lakukan dan menghakimi dosa dengan adil Ayub telah memberontak terhadap Tuhan, ia harus mengaku dan membereskan hal itu dengan Tuhan. Tuhan itu besar. Seberapa pentingkah Ayub berpikir ia berada di hadapan Tuhan? Dapatkah dosanya atau kebenarannya memengaruhi Tuhan? Hal itu hanya merupakan kesombongan di pihak Ayub (12 13). Namun. Ayub penting bagi Tuhan, begitu pentingnya sehingga Tuhan dan Iblis mengadakan diskusi di surga tentang dia!.