Tradisi

  • GSJA Eben Haezer
  • 17 Dec 2020
  • Like Jesus

Zakharia (7:1-14);    

Di Babel, bangsa Yahudi memulai tradisi baru: berpuasa pada hari kesembilan dari bulan kelima untuk memperingati kehancuran Yerusalem. Namun, sisa orang Yahudi ini sekarang sedang membangun kembali kota dan Bait Suci dan para nabi berkata bahkan akan ada kota dan Bait Suci yang jauh lebih megah. Perlukah puasa ini dilanjutkan? Tak ada yang salah dengan kegiatan-kegiatan tradisi yang tidak melanggar Firman Tuhan. Namun, ada baiknya tradisi-tradisi ini ditelaah ulang dari waktu ke waktu untuk memastikan kegunaannya. Apakah kita melakukannya bagi Tuhan? Ataukah kita hanya melakukannya sebagai ritual rutin? Jika Tuhan diabaikan, tradisi itu tidak ada makna dan manfaatnya (lihat Roma 14:1-9). Apakah dengan melakukannya membuat kita dapat melayani orang lain? Puasa yang Tuhan kehendaki bukanlah ritual tahunan, melainkan gaya hidup sehari-hari. Artinya, menunjukkan belas kasihan dan kemurahan serta menolong orang miskin dan yang membutuhkan. Tuhan menghendaki belas kasih, bukan korban persembahan (Hosea 6:6; Amos 5:21-24; Mikha 6:8; Matius 15:1-9), Apakah dengan melakukannya membuat kita menaati Fir- man-Nya? Generasi sebelumnya menjalankan tradisi mereka, tetapi mengeraskan hati terhadap Firman Tuhan. Apakah kita melakukan hal yang sama?.