Ayub (25:1)-(27:23);
Ayub tetap ingin membawa Tuhan ke pengadilan dan menyelesaikan perkaranya. Hatinya pahit (2; 3:20) sebab Tuhan tidak mau memecahkan masalah-masalahnya sesuai dengan keinginannya. Kesengsaraan dapat membuat Anda pahit atau bertambah baik, tergantung dari bagaimana Anda berhubungan dengan Tuhan. Jika Anda melihat-Nya sebagai Hakim yang kejam, Anda akan menjadi pahit; tetapi jika Anda melihat-Nya sebagai Bapa yang mengasihi, Anda akan bertambah baik. Ayub benar karena memegang integritasnya (2:9-10). Teman- temannya mendesaknya untuk mengakui dosa-dosanya, bahkan meski ia tidak melakukannya, sebab dengan demikian ia akan mendapat kemurahan hati Tuhan. (Ini falsafah Iblis lagi!) Ayub menggambarkan penghakiman orang-orang jahat, tetapi ia tidak mengatakan bahwa ia layak dihakimi.