Ayub (6:1)-(7:21);
Teman-teman Ayub seperti sungai di gurun, yang kering pada saat paling dibutuhkan. Musafir yang haus berharap mendapat sesuatu yang menyegarkan, tetapi mereka kecewa (6:14-23). Apakah Anda mengecewakan orang orang yang terluka dengan bersikap kritis dan kurang peduli?. Di dalam pasai 7, Ayub berbicara kepada Tuhan tentang kesiasiaan yang tampak di dalam hidupnya. Mengapa Tuhan membiarkannya hidup? Apakah yang hendak dicapai oleh segala penderitaan ini?. "Jika aku seorang pendosa besar," kata Ayub, "maka ampunilah dosa-dosaku atau ambillah hidupku. Dengan salah satu cara itu, aku akan menemukan kedamaian." (lihat 6:9-10; 7:15,20-21). Argumen ini tampaknya logis, tetapi pikiran Tuhan bukanlah pikiran kita; apa yang tampaknya tak berarti bagi kita, masuk akal bagi Tuhan (Yesaya 55:8-9). Kita harus berjalan dengan iman. Orang-orang yang terluka memerlukan dorongan, bukan argumen. Mintalah Tuhan untuk membuat kata-kata Anda seperti obat yang menyembuhkan (Amsal 12:18) dan air yang menyegarkan (Amsal 18:4). Mulailah hari dengan berdoa memohon hikmat untuk mengatakan hal hal yang tepat pada waktu yang tepat (Yesaya 50:4)