Pribadi Yang Menyenangkan Hati Tuhan

  • GSJA Eben Haezer
  • 31 Mar 2019
  • Like Jesus

Bacaan Alkitab 1 Minggu

Kel. (37:1) - Imamat (4:26) ; Maz. (34:16) - (36:13) ; Amsal (12:8-20) ; Matius (28:1) - Markus (2:22).

 

Bacaan Alkitab

Keluaran 38:21-24, Keluaran 40:9.

 

Ayat Hafalan

Amsal 12:15 : “Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkannasihat, ia bijak.”

 

Pendahuluan

Allah menghendaki agar hidup kita bisa menyenangkan hati-Nya. Oleh karena itu kita perlu menempatkan dan membawa diri kita sebagai Bait Suci Tuhan. Kita adalah Bait Roh Kudus / Bait Allah (1 Kor 3:16), yang harus dibangun dengan sebuah kepribadian yang unggul dan berkualitas. Bagi beberapa orang, Injil itu kedengarannya terlalu baik untuk dapat menjadi kenyataan. “Mungkin Allah akan menyelamatkan orang lain, pikir mereka, tetapi tentu Ia tidak akan mau menyelamatkan saya; saya tidak layak”. Tetapi Allah tidak menghendaki kita beripikir seperti itu. Ia ingin kita mengetahui bahwa Ia telah menerima kita. Kita hanya perlu menyerahkan diri kita sepenuhnya. Ia ingin kita bertumbuh untuk menyenangkan hati-Nya.

 

Amanat Teks (Pesan Firman Tuhan)

Kemah Suci Tuhan yang dibangun Musa, dibangun atas dasar atau sesuai dengan perintah atau kehendak Tuhan dengan segala ketentuan yang terbaik. Mulai dari biaya, bahan atau material, ukuran, bahkan proses pengerjaannya dikerjakan oleh tukang dan ahli yang tidak sembarangan (Kel 38:21-24). Emas yang dipakai untuk membangun Kemah Suci adalah emas murni yang terbaik, dan segala bagiannya diurapi dengan minyak urapan (Kel 40:9).

 

Amanat Khotbah (Aplikasi)

Pribadi yang memiliki bangunan yang berkualitas akan tercapai apabila kita membangunnya dengan hati / pribadi yang mau dimurnikan seperti emas, diproses dan dibentuk Tuhan, serta hidup dalam urapan dan kekudusan. Sebab, tujuan kita adalah ketaatan sepenuhnya pada semua yang Allah minta. Allah menghendaki agar kita menjadi pribadi yang kudus. Kekudusan menurut pandangan Alkitab, bukan satu pilihan; melainkan merupakan perintah. “Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus,” kata Tuhan berkali-kali kepada kita. Ia memiliki kerinduan yang mendalam agar hidup kita menyenangkan hati-Nya. Sebagaimana Bapa dan Anak saling menyenangkan, demikian pula kita berusaha menyenangkan Kristus. Keinginan ini dapat ditunjukkan dengan kesediaan kita untuk terus-menerus menyerahkan diri kita pada kehendak Allah, memikul salib kita setiap hari dan mengikuti Dia (Lukas 9:23). Keinginan untuk menyenangkan ini berarti Kristus seharusnya mengilhami seluruh gaya hidup kita. Amsal 3:6 berkata, “Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”

Pertanyaan Perenungan:

1. Apakah dalam bagian hidup Anda saat ini, masih ada sikap yang membuat hati Tuhan berduka 

2. Apakah Anda ingin berubah menjadi pribadi yang menyenangkan hati Tuhan?

 

Doa

Terima kasih Bapa untuk petunjuk-petunjuk yang telah Engkau berikan. Tolong aku untuk menjadi bijaksana dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Mu. Sehingga hidupku bisa menyenangkan hati-Mu.