Percaya Kepada Janji-Nya

  • GSJA Eben Haezer
  • 21 Jul 2019
  • Like Jesus

Bacaan Alkitab 1 Minggu
Yosua (4:1) (10:43) ; Lukas (14:7) - (16:31) ; Mazmur (80:15)-(83:19) ; Amsal (19:22)-(20:6)


Bacaan Alkitab
Yosua 5:13-6:5


Ayat Hafalan
Mazmur 81:17 “Tetapi umat-Ku akan Kuberi makan gandum yang terbaik dan dengan madu dari gunung batu Aku akan mengenyangkannya.”


Pendahuluan
Pada 19 Maret 1813 di Skotlandia lahirlah seorang bernama David Livingstone, seorang Penginjil untuk daerah Lepelole. Namun, keadaan keamanan kurang mendukung di daerah tersebut, David menyadari setiap kali ia selesai berkhotbah, banyak orang yang dibunuh oleh suku lain. Tidak hanya bahaya tersebut yang dihadapinya tetapi juga bahaya singa buas yang mengakibatkan bahu kirinya luka parah, namun tetap Tuhan melindungi dirinya. Pada 1 Mei 1873 David meninggal karena pendarahan internal dan penyakit malaria. Namun sebelum meninggal ia mengucapkan kalimat kepada Susi dan Chuma pembantunya “Saya akan memberitahu kalian apa yang menopang saya ditengah semua kerja keras dan penderitaan dan kesepian yang tak dapat saya gambarkan beratnya. Yang menopang saya adalah sebuah janji, janji seorang beradab yang paling terpuji dan sakral, ialah janji,'ketahuilah,Aku akan menyertaimu senantiasa, sampai kepada akhir zaman” Matius 28:20. Hal Ini bisa menjadi bukti bahwa Allah tetap setia dengan janji-janji-Nya. Sebelum David, jauh sebelumnya Yosua sudah membuktikannya. Baca dan renungkan Yosua 5:13-6:5.

Amanat Teks (Pesan Firman Tuhan)
Yosua tentu berpikir bahwa semua ini aneh, Ia seorang komandan militer, pemimpin bangsa Israel, berdiri berhadapan dengan kota yang dikelilingi tembok besarYerikho. Dalam situasi yang menegangkan ini, senyap dan suram disetiap sisi, apa yang diperintahkan Allah kepada Yosua?. “Tanggalkan kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus.” Yosua sudah menjadi prajurit di sepanjang hidupnya, tetapi kali ini merupakan strategi perang paling aneh yang pernah ia dengar, “Lepaskan sepatu?.” “Apakah Tuhan ingin kita menyusup masuk kota yang kuat ini dengan telanjang kaki? Apakah ini taktik berperang yang baru?”. Tentu saja Allah tahu pasti apa yang sedang Ia perbuat. Allah tahu bahwa medan perang yang sebenarnya akan terjadi hari itu di Yerikho bukan terdapat di tembok pertahanan; melainkan terjadi di dalam hati dan pikiran umat-Nya. Mereka harus bergumul satu kali dan untuk selamanya dengan pertanyaan: Apakah Allah benar-benar Allah dan bisakah Ia memberi kemenangan kepada kita seperti janji-Nya?.

Amanat Khotbah (Aplikasi)
Firman Tuhan ini, menjelaskan kepada kita bahwa masalah yang sebenarnya terjadi hari itu di Yerikho bukanlah tingginya tembok, tetapi sikap hati para prajurit. Ketika segala sesuatu berjalan sesuai kemauan kita, kita tidak bergumul dengan iman kita. Ketika matahari bersinar cerah di pagi hari dan burung berkicau, maka mudah sekali untuk percaya kepada Tuhan. Kebanyakan dari kita bergumul pada saat kehidupan terasa berat. Kita menghadapi tantangan besar dan tiba-tiba, Allah Yang Maha Besar yang dahulu kita yakini sepertinya menjadi kecil. Apa yang Allah ingin Yosua mengerti hari itu di Yerikho adalah bahwa janji-Nya tidak boleh diragukan. Keadaan yang bagi kita terlihat seperti medan perang, bagi Allah terlihat seperti tanah kudus. Tempat di mana sekarang kita sedang bergumul dan merasa takut, Allah akan ubah menjadi tempat kudus. Kita hanya perlu setia dan taat.
P

ertanyaan Perenungan:
1. Apakah Anda tetap percaya kepada Janji-Nya dalam hidup Anda?


Doa:
Tuhan, aku tahu bahwa tidak ada ciptaan yang dapat memisahkan aku dari kasih-Mu. Terima kasih, Aku ingin mengubah medan tempurku menjadi saat-saat di mana aku dapat mengingat Engkau.