Penderitaan Orang Benar

  • GSJA Eben Haezer
  • 17 Jan 2014
  • Pelayanan & Penuaian

Ayub 2:7-8

Kesetiaan kepada Allah tidaklah menjamin kebebasan dari kesulitan, penyakit, dan penderitaan dalam kehidupan orang percaya.  Sebenarnya, Yesus mengajarkan bahwa kita harus menantikannya.  Alkitab memberikan banyak contoh dari orang saleh yang mengalami penderitaan cukup hebat karena berbagai alasan – misalnya: Yusuf, Daud, Ayub, Yeremia, dan Paulus.  Secara lebih positif, alasan lain orang percaya menderita ialah karena ‘kami memiliki pikiran Kristus’. (I Kor 2:16).  Menjadi orang Kristen berarti berada di dalam Kristus, manunggal dengan Dia; karena itu kita mengambil bagian dalam penderitaan-Nya (I Pet 2:21).  Sama seperti Kristus dengan sedih menangisi atas kota Yerusalem yang jahat dan penolakan mereka untuk bertobat dan menerima keselamatan, demikian pula kita seharusnya menangisi keberdosaan dan keterhilangan umat manusia.  “Jika ada orang yang lemah, tidakkah aku turut merasa lemah.  Jika ada orang yang tersandung, tidakkah hatiku hancur oleh dukacita?” (II Kor 11:29).  Penderitaan mental karena mereka yang kita kasihi di dalam Kristus seharusnya menjadi bagian yang wajar dari kehidupan kita: “Menangislah dengan orang yang menangis.” (Roma 12:15).