Kejadian (50:1-26);
Menguburkan masa lalu. Saudara-saudara Yusuf tidak benar- benar percaya bahwa Yusuf telah mengampuni mereka. Meskipun mereka telah mendengar perkataannya, melihat air matanya, merasakan ciumannya, dan menerima hadiah-hadiahnya. Seperti anak yang hilang, mereka menawarkan untuk menghambakan diri baginya (Lukas 15:19). Sikap mereka menyedihkan hati Yusuf, yang telah menderita begitu banyak bagi mereka, sama seperti kita menyedihkan hati Tuhan ketika kita meragukan pengampunan dan kasih-Nya (Roma 8:31-39). Menguburkan saudara yang setia. Seperti ayahnya, Yusuf tahu apa yang dipercayainya dan dari mana ia berasal. Jika kita memikirkan semua kesulitan yang telah dialami di dalam hidupnya, sungguh mengagumkan bahwa Yusuf masih memiliki Iman. Ia mengetahui janji Tuhan kepada Abraham bahwa bangsa itu akan dibebaskan dari Mesir (15:12-26), dan ia mengulangi janji itu kepada keluarganya. Yusuf telah membawa mereka ke Mesir dan memelihara mereka di Mesir. Peti matinya mengingatkan mereka bahwa Tuhan akan membawa mereka keluar dari Mesir. Tentulah hal itu sangat membesarkan hati selama hari-hari gelap perbudakan mereka. Dorongan semangat bagi kita sekarang bukan lagi sebuah peti mati tetapi sebuah kuburan yang kosong.