Kejadian (4:1-26);
Ketidakpercayaan (1-7). Ketika Tuhan membunuh binatang dan mengenakan pakaian kepada Adam dan Hawa (3:21), Dia mengajarkan arti korban darah (Ibrani 9:22), Kain membawa korban yang keliru dan memiliki sikap hati yang keliru. Persembahannya tidak dilandasi iman, dan Tuhan menolaknya. Tuhan juga memperingatkan Kain bahwa dosa sedang mengintainya, menanti untuk menerkamnya. Kebeneian (8). Kemarahan Kain perlahan-lahan menjadi iri hati dan kebencian, dan kemudian menyebabkan pembunuhan (Matius 5:21-26). Apabila Anda mulai bermain-main dengan pencobaan, Anda dengan cepat akan terperangkap ke dalamnya (Yakobus 1:13- 16). Kain bersalah atas segala dosa yang dibenci Tuhan (Amsal 6:16-19). Keputusasaan (9-24). Pertanyaan Tuhan kepada Adam dan Hawa ialah, "Di manakah engkau?" Pertanyaan-Nya kepada Kain ialah, "Di manakah Habel, adikmu?" Tahukah kita di mana saudara- saudara kita berada? Pedulikah kita pada mereka? Atau, apakah kita sedang mencari alasan-alasan pengabaian seperti Kain?. Pada titik inilah Tuhan mengutuk seorang manusia! Namun, Kain tidak menyadari dosanya, ia hanya khawatir akan hukumannya. Ketidakpercayaan, kebencian, dan ketidakjujuran Kain merusak setiap hubungan di dalam hidupnya: hubungan dengan saudaranya, dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri, dan dengan dunia di sekitarnya. Kita semua perantau di bumi ini, tetapi Kain menjadi seorang buronan, pengembara tanpa tujuan yang pasti, "Engkau telah menciptakan kami bagi diri-Mu sendiri," kata Santo Agustinus, "dan hati kami gelisah sampai kami mendapat keteduhan di dalam-Mu".