Kenyaman Dan Kekayaan Bukan Bukti

  • GSJA Eben Haezer
  • 20 Apr 2020
  • Like Jesus

Ayub (20:1)-(21:21); 

Bildad dan Zofar mencoba menggunakan logika untuk membungkam Ayub, dan pemikiran mereka adalah sebagai berikut: (a) Tuhan memberkati orang-orang benar, tetapi membuat orang- orang jahat menderita; (b) Ayub menderita; (c) karena itu, Ayub itu jahat. Sungguh tidak masuk akal!. Namun, Ayub mempertanyakan dasar pemikiran mereka. Ia sering melihat orang-orang jahat menikmati berkat besar: hidup lama, keturunan banyak, damai dan sejahtera, kaya, sukses, dan hari-hari mereka dipenuhi dengan sukacita. Ya, orang-orang jahat mati, tetapi bahkan kematian mereka sering cepat dan mudah (Mazmur 73:1-14). Teman-teman Ayub melihat hal-hal lahiriah dan mengabaikan hati (Yohanes 7:24). Ujian karakter yang saleh bukanlah kesuksesan, melainkan pemikiran seseorang tentang Tuhan (14-15). Orang- orang fasik bertanya, "Apa yang kita peroleh jika kita taat kepada Tuhan?" Namun, hal itu merupakan pendekatan Iblis (1:6-11) dan itulah pendekatan ketiga teman Ayub!. Jika kenyamanan dan kekayaan merupakan bukti kekudusan, Tuhan kita, Yesus, tidaklah kudus. Dia hanya sedikit menikmati kenyamanan duniawi dan kekayaan, dan Dia mengalami kematian yang mengerikan di atas salib.