Kejadian (16:1)-(17:14);
Inian dan kesabaran selalu berjalan bersama-sama (Ibrani 6:12; Yakobus 1:1 -5). Yesaya menyatakan, "Siapa yang percaya, tidak akan gelisah" (Yesaya 28:16). Kita harus percaya kepada Tuhan, bukan saja untuk rencana-Nya, melainkan juga untuk pemilihan waktu-Nya. Sebelum Dia dapat mengirimkan putra yang dijanjikan-Nya, Tuhan harus menunggu sampai Abram dan Sarai sudah sangat lemah (Roma 4:19-21; Ibrani 11:11-12). Sarai lebih bersandar pada pengertian manusia daripada janji-janji Tuhan (Amsal 3:5-6). Ia lebih memercayai seorang perempuan dari Mesir daripada Tuhan di surga. Sarai bukan orang percaya yang teguh, tetapi ia piawai dalam menyalahkan orang lain. Ia menyalahkan Tuhan karena kemandulannya, lalu ia menyalahkan Abram ketika Hagar menimbulkan masalah di rumah. Hikmat Tuhan itu murni dan mendamaikan, tetapi hikmat manusia selalu memecah-belah (Yakobus 3:13-18). Abram melepaskan kepemimpinan rohaninya di rumah, dan akibatnya adalah kekacauan. Apabila kita berjalan dengan penilaian kita sendiri dan bukan dengan iman, kita menjadi tidak sabar; kita mencoba menyiasati situasi dan menyalahkan orang lain. Lalu ketika segala sesuatu berjalan tidak semestinya, kita berusaha untuk menyingkirkan kesalahan-kesalahan kita.