Ekspresikan Kasihmu

  • GSJA Eben Haezer
  • 06 Oct 2019
  • Like Jesus

Bacaan Alkitab Satu Minggu
(1 Samuel 26:1)- (2 Samuel 3:5) ; Yohanes (10:30)-(12:50) ; Mazmur (116:1)-(118:29) ; Amsal (24:26)-(25:10)


Bacaan Alkitab
Yohanes 11:1-44


Pendahuluan
Allah dan kasih merupakan paduan kata yang tak terlepaskan. Dari kekekalan hingga kekekalan keduanya akan saling bergandengan. Sejak awal dunia terbentuk, manusia menjadi obyek dari perpaduan kata itu....ya...manusia menjadi obyek kasih Allah yang kekal. Sebuah kasih yang sempurna, utuh dan tak terbatas....telah menjadi bagian dari manusia. Padahal kalau mau dipikir: perpaduan Allah dan manusia tidaklah seimbang. Allah begitu mulia sementara manusia adalah debu tanah. Beda kan?!! Tapi luar biasa, kasih Allah merangkul yang tidak seimbang itu.


Amanat Teks (Pesan Firman Tuhan)
Yohanes 11 menjelaskan pengalaman yang tidak mudah bagi keluarga di Betania, tetapi cobalah memandangnya dalam terang kasih Allah. Kasih itu mendengarkan (1-3). Kedua saudara perempuan itu mengirimkan pesan kepada Tuhan karena mereka tahu Dia peduli pada mereka. Kasih Allah membuat telinga-Nya senantiasa terbuka terhadap seruan kita (Mazmur 34:13-17). Kasih itu menunggu (4-6). Kita mengira kasih itu harus bertindak cepat, tetapi kadang penundaan justru membawa berkat yang lebih besar. “Penundaan Allah bukanlah penolakan Allah.” Yesus memberi mereka janji yang menghibur selagi mereka menunggu. Janji itu tampaknya gagal, tetapi Yesus tahu apa yang sedang Dia lakukan. Kasih itu berisiko (7-16). Kembali ke Yudea berbahaya bagi Yesus, tetapi Dia tetap pergi juga. Pembangkitan Lazarus itu mempercepat rencana pembunuhan Yesus (Ayat 45-57). Kasih itu menghibur (17-32). Yesus mendatangi kedua perempuan itu, mendengarkan mereka, dan menenangkan mereka dengan perkataan-Nya. Dia tidak dapat benar-benar menolong kita sebelum kita beralih dari berkata “Tuhan, sekiranya…” (Ayat 21, 32) menjadi “Ya, Tuhan, aku percaya” (27). Kasih Itu menangis (33-37). Yesus turut merasakan dukacita kita (Ibrani 4:15-16). Yesus tahu Dia akan membangkitkan Lazarus dari kematian, tetapi Dia tetap menangis bersama kedua perempuan itu dan sahabatsahabat mereka. Kasih itu melayani (38-44). Kita sekarang tidak dapat membangkitkan orang mati, tetapi kita dapat melayani orang lain saat mereka mengalami kedukaan. Hati yang mengasihi akan selalu menemukan cara untuk ikut menanggung beban orang lain (Galatia 6:2)


Amanat Khotbah (Aplikasi)
Pernahkah anda dan saya berpikir dan merenungkan, kenapa Tuhan menempatkan kita di tengah lingkungan Kita ini, dan bukan di lingkungan yang lain? Apakah hal ini semata-mata kebetulan, ataukah justru kita dapat merenungkan bahwa Allah sebenarnya punya maksud atas semuanya ini?. ya benar, Tuhan ingin kita mengekspresikan kasih kita kepada lingkungan dimana kita berada. Sebab kehidupan umat Kristiani tidak dapat dilepaskan dari kebersamaan di tengah masyarakat. Kita senantiasa menyandang predikat sebagai makhluk sosial, dimana ketergantungan antar sesama manusia itu pasti terjadi dalam kehidupan kita. Meskipun kita telah mendapatkan identitas sebagai warga kerajaan Sorga, hal itu tidak berarti kita harus melepaskan diri dari lingkup pergaulan di tengah masyarakat. Tetapi kita berusaha menserasikan kasih kita kepada dunia.


Pertanyaan Perenungan:
1. Apakah Anda sudah mengekspresikan kasih Anda?


Doa
Tuhan tolonglah aku untuk bisa mengekspresikan kasih Mu dalam bentuk tindakan ku sehari-hari di dalam keluarga, dan masyarakat.