Yehezkiel 31:1-18;
Katakanlah kepada Firaun dan kepada khalayak ramai yang mengikutinya, kepada para pengiringnya yang ramai, yang begitu banyak berperan dalam mendatangkan kebesarannya, dan para tentaranya yang banyak, yang begitu berperan bagi kekuatannya. Semuanya ini dia banggakan, semuanya ini dia andalkan. Dan mereka juga sama-sama bangga akan dia dan banyak menaruh percaya kepadanya. Sekarang tanyakanlah kepada dia, di dalam kebesaranmu siapakah yang dapat menyamai engkau? Kita cenderung menilai diri kita sendiri dengan membandingkan diri dengan orang lain. Orang-orang yang memandang tinggi diri sendiri berkhayal bahwa mereka sama-sama besar dan baik seperti si ini dan si itu, yang sudah sangat ternama. Para penjilat raja-raja memberi tahu mereka siapa yang menyamai mereka dalam hal kemegahan dan keagungan. “Baiklah,” firman Allah, “biarlah pandangannya terpaku pada penguasa yang paling termasyhur yang pernah ada, dan akan diakui bahwa sang raja menyamai dia di dalam kebesaran, dan sama sekali tidak kalah dengan dia. Akan tetapi, kepada siapa saja ia ingin memakukan pandangannya, ia akan mendapati bahwa tiba juga masanya untuk jatuh. Ia akan melihat bahwa ada akhir dari semua kesempurnaannya, dan karena itu ia harus menantikan akhir dari kesempurnaannya sendiri dengan cara serupa.” Perhatikanlah, kejatuhan orang lain, baik ke dalam dosa maupun kehancuran, dimaksudkan sebagai peringatan bagi kita untuk tidak merasa aman atau tinggi hati, tidak pula untuk berpikir bahwa kita berada di luar jangkauan bahaya.