Yesaya (22:1-25);
Nabi melihat berbagai peristiwa dari sudut pandang rohani dan merasa tertekan. Para pemimpin kota mengandalkan sistem pertahanan mereka, dan bukan mengimbau rakyat untuk berdosa dan berpuasa. Rakyat berpesta sebelum mereka menghadapi yang terburuk. Mereka tidak beriman kepada Tuhan. Kepala istana Sebna menggunakan jabatannya untuk keuntungan pribadi, dan krisis itu benar-benar membuatnya di permalukan. Seseorang telah mendapati dan menyingkapkan kecurangannya saat ia mengurusi perbendaharaan kota. Alih-alih menikmati masa pensiun, keamanan, dan pemakaman yang layak, ia justru mengalami penaklukan, pembuangan, dan mati kesepian