Mazmur 9:1-9;
Daud bersukaria dan larut dalam pujiannya kepada Allah, karena rahmat dan hal-hal luar biasa yang baru saja diperbuat-Nya bagi dia dan pemerintahannya (ay. 2-3). Perhatikanlah: Allah mengharap-harapkan puji-pujian yang sudah selayaknya dari orang-orang yang telah menerima kejadian-kejadian luar biasa yang dikerjakan-Nya bagi mereka; Supaya puji-pujian kita diterima oleh Allah, kita harus memuji Dia dengan segala ketulusan, dengan hati, dan bukan sekadar dengan bibir. Kita harus memuji Dia dengan hati yang hidup, penuh kesungguhan, dan dengan segenap hati; Pada waktu menaikkan syukur atas rahmat tertentu, kita harus menyempatkan diri untuk mengingat-ingat rahmat-rahmat sebelumnya, supaya kita dapat menceritakan segala perbuatan-Nya yang ajaib; Sukacita yang kudus merupakan inti dari pujian yang penuh ucapan syukur, karena ucapan syukur merupakan bahasa dari sukacita kudus itu: Aku mau bersukacita dan bersukaria karena Engkau; Apa pun yang membuat kita senang, sukacita kita harus lebih dari rasa senang saja. Lebih dari itu, kita harus bersukacita di dalam Allah saja: Aku akan bersukacita dan bersukaria karena Engkau, bukan karena pemberian itu ataupun karena pemberinya.