2 Tawarikh (7:1)-(8:10);.
Api dan kemuliaan. Api datang untuk melahap habis, dan kemuliaan datang untuk tinggal. Ada kemuliaan pada awal ibadah (2 Tawarikh 5:14) dan kemuliaan pada penutupannya! Namun, tidak ada kemuliaan jika tidak ada persembahan korban yang membayar dosa-dosa umat. Nabi Yesaya melihat kemuliaan Tuhan, tetapi sebelum ia siap melayani, ia harus merasakan api (Yesaya 6:1-8), Kebanyakan kita menginginkan kemuliaan, tetapi menolak api. Pernyataan kuasa dan kemuliaan Tuhan membuat rakyat berlutut, tetapi setelah ibadah selesai, mereka bersukacita dengan berpesta. Kontradiktif? Sama sekali tidak. Kita harus "beribadah kepada TUHAN dengan takut dan bersukacita dengan gemetar" (Mazmur 2:11 KJV).