Berjalan Lurus di Dunia yang Berliku-liku

  • GSJA Eben Haezer
  • 13 Oct 2019
  • Like Jesus

Bacaan Alkitab Satu Minggu
2 Samuel (3:6)- (11:27) ; Yohanes (13:1)-(15:17) ; Mazmur (119:1-58) ; Amsal (25:11-24)


Bacaan Alkitab
Mazmur 119:9


Pendahuluan
Pembawa acara kuis menyebutkan pertanyaan dengan hati-hati: “Manakah yang lebih kita butuhkan matahari atau bulan?” Si kontestan berpikir keras dengan cukup lama. Jawabannya menentukan menang atau kalah. Dengan memiringkan kepala dan senyum simpul, ia berbicara dengan hati-hati. “Kita lebih membutuhkan bulan, karena bulan bersinar di malam hari ketika gelap. Kita tidak memerlukan matahari saat siang hari karena memang sudah terang!”. Permainan berakhir. Dia kalah karena dia tidak tahu dari mana sesungguhnya cahaya itu berasal. Meskipun hampir semua orang menyadari dari mana cahaya berasal, banyak orang tidak menyadari sumber dari cahaya spiritual yang sesungguhnya. Karena cahaya spiritual hanya berasal dari Tuhan. Orang-orang yang tidak mengenal Tuhan tidak dapat hidup dalam jalan yang diterangi. Bukannya mengambil keputusan yang mencerminkan cahaya Tuhan, mereka tersesat dalam kegelapan spiritual, mencoba untuk memuaskan diri mereka sendiri. Seringkali orang-orang ini cenderung untuk percaya bahwa tidak ada ukuran yang tepat bagi benar dan salah. Mereka menganggap bahwa benar dan salah hanyalah masalah pribadi, dan apa yang tidak kudus untuk seseorang adalah kudus bagi orang lain.


Amanat Teks (Pesan Tuhan)
“Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuan bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan Firman-Mu.


Amanat Khotbah (Aplikasi)
Tuhan bersikukuh bahwa ada benar dan ada salah. Bagaimana cara Anda menjaga hidup Anda benar dan kudus? Bagaimana Anda menentukan benar dan salah bagi diri Anda? Haruskah Anda berbicara dengan temanteman dan melakukan apa yang mereka katakan? Haruskah Anda mengikuti mayoritas?. Mazmur 119:9 memberitahukan kepada kita dengan sangat jelas bahwa satu-satunya cara agar kita dapat mengambil pilihanpilihan yang lurus di dunia yang berliku-liku adalah dengan mengambil pilihan-pilihan dengan merujuk pada Firman Tuhan. Sebab tema dari Mazmur yang unik ini adalah Firman Tuhan. Si penulis sangat mencintai Firman Tuhan. Ia dianiaya karena menaati Tuhan dan menentang dosa. Sebagian besar ayat merupakan doa untuk memohon pertolongan Tuhan atau penegasan iman si penulis dalam kebenaran Tuhan, meskipun ia menghadapi kesulitan. Oleh karena itu, bukannya 'Bukannya apa yang rasanya baik', 'kelihatan benar', 'sesuai dengan saya', atau menyenangkan hati seseorang. Satu-satunya pedoman yang pasti adalah Firman Tuhan. Sebab “Firman- Nya adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita. Kiranya hidup kita tidak menyimpang dari perintahperintah- Nya. Kiranya hidup dan tindakan kita bisa serasi dengan Firman-Nya.


Pertanyaan Perenungan:

1. Apakah hidup Anda saat ini sudah dalam posisi yang benar? Sesuai dengan kehendak-Nya?


Doa
Tuhan, dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintahperintah- Mu.