Manusia tidak berkuasa atas hidup dan matinya. Karena hidup dan mati setiap orang sangat bergantung kepada kemurahan dan kedaulatan Allah. Sehingga tidak ada seorangpun yang dapat menganggap hidupnya adalah miliknya sendiri. Tuhanlah sesungguhnya Pemilik kehidupan kita. Jadi kapanpun Tuhan mau memanggil seseorang, tidak ada yang dapat menahannya. Mazmur 89:49 menuliskan, “Siapakah orang yang hidup dan yang tidak mengalami kematian, yang dapat meluputkan nyawanya dari kuasa dunia orang mati”. Allah memegang kendali kehidupan dan kematian. Tidak ada kuasa yang melebihi kuasa Tuhan kita Yesus Kristus. Kuasa-Nya tidak terbatas.
Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk hidup lebih lama, namun jangan lupa bahwa umur manusia itu terbatas. Alkitab berkata, “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap” (Mazmur 90:10). Tidak ada yang mengetahui batas umur manusia, hari ini ada, besok sudah tidak ada. Kematian selalu membayangi kita. Kita harus berjaga-jaga dan jangan lengah agar kapanpun Tuhan panggil kita, kita ada dalam keadaan siap secara rohani.
Keadaan dunia ini semakin tidak baik. Iblis akan selalu menggunakan cara-caranya untuk menjatuhkan iman dan membawa kita jatuh dalam dosa setiap hari (I Petrus 5:8). Itu berarti perjuangan orang Kristen untuk dapat mempertahankan iman yang benar semakin berat. Sedangkan kita tahu persis bahwa keselamatan yang kita peroleh adalah kasih karunia, tetapi keselamatan juga proses yang harus terus dikerjakan dengan takut dan gentar sampai akhir hidup kita. Jadi untuk menerima keselamatan adalah dengan cara mengakui dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, serta menjaga kekudusan hidup sesuai Firman Tuhan. Sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Dan jika gagal mempertahankan, maka akan kehilangan keselamatan kekal yaitu Surga. Dan ketika kematian datang dan seseorang tetap dalam keadaan berdosa, maka neraka yang menjadi tempatnya. Tentu tidak ada seorangpun dari kita yang menghendaki seperti itu. Kita semua merindukan saat Tuhan memanggil, tempat kita ada di Surga bersama-sama Tuhan Yesus selama-lamanya.
Sebenarnya yang jauh lebih penting bukanlah seberapa lama hidup kita di dunia ini, tetapi respon kita yaitu patutlah kita mengungkapkan rasa syukur atas nafas hidup yang diberikan Tuhan dengan cara mengisi dan menjalani hidup dengan bertanggungjawab, yaitu melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekelilingnya, sehingga Nama Tuhan dipermuliakan melalui hidup kita. Efesus 5:15-17, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”. Hiduplah sesuai Firman Tuhan sehingga kita kedapatan tak bercela saat Tuhan memanggil atau sampai Tuhan Yesus datang kembali. Dengan demikian Surga yang Tuhan janjikan akan benar-benar menjadi tempat kekekalan kita kelak. Hidup selama-lamanya bersama Tuhan kita.