Tepuk Tangan Surga

  • 17 Jan 2016
  • Mengalami Hati Yesus

Biasanya untuk kehidupan yang akan datang, orang akan mempersiapkan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya.  Kalau hal-hal di dunia ini yang tidak pasti saja kita bisa mempersiapkannya dengan baik, mengapa untuk hal yang pasti yang menyangkut masa depan kita yang sesungguhnya, yaitu masa depan di kekekalan nanti, kita tidak mempersiapkannya dengan serius?    

Kesenangan duniawi hanya bersifat sementara dan mengantarkan kita pada kebinasaan kekal.  Janganlah kita tertipu oleh kesenangan duniawi saat ini.  Kita telah menerima janji keselamatan kekal oleh korban Yesus Kristus di kayu salib untuk menebus jiwa kita dari hukuman kekal.  Kita harus berani mengambil keputusan untuk menentukan masa depan dalam kekekalan dengan serius.  Keputusan yang bukan hanya sekedar ucapan di mulut, tetapi harus disertai dengan tindakan nyata.  Kita harus membuat komitmen untuk hidup benar di hadapan Tuhan dan mengerjakan keselamatan yang Tuhan berikan dengan takut dan gentar (Filipi 2:12).  Janganlah menyia-nyakan kasih karunia yang sudah dianugerahkan-Nya kepada kita.  Dia telah menyelamatkan kita dengan jaminan kehidupan kekal di Surga nantinya.  Di sana tidak ada lagi tangis dan air mata, kekecewaan, penderitaan karena yang ada hanyalah sukacita selamanya bersama Tuhan kita.

Wahyu 21:1-5 memberi gambaran tentang rumah kita di Surga.  Allah memberikan penglihatan kepada Yohanes untuk melihat Surga dan menuliskan apa yang dia lihat.  Surga adalah pengharapan akan masa depan yang indah yang memberikan sukacita sepanjang abad.  Kita akan bahagia ketika mengarahkan pandangan kepada apa yang akan terjadi di masa depan kekekalan.  Janji akan Surga membawa pengharapan.  Wahyu 7:17 menuliskan, “Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan.  Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka”.  Yesus mengerti bahwa kita ini manusia.  Tidak sempurna.  Saat ini kita mungkin tertindas, berduka, bingung dan disakiti.  Tetapi di Surga, tidak akan ada lagi kesedihan-kesedihan itu.  Kita akan bersukacita selamanya.  Bukankah kita ingin pulang ke sana?

Bagi Yesus sukacita karena kembali kepada Bapa dan memuliakan-Nya itu cukup untuk menanggung salib-Nya.  Karena itu, “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah” (Ibrani 12:2).  Apapun kesulitan dan tantangan yang terjadi dalam pengiringan kita kepada Tuhan saat ini, janganlah menyerah dan meninggalkan iman.  Pandanglah Yesus dan ingatlah akan janji Surga itu, sehingga sukacita akan tetap kita nikmati di tengah-tengah situasi sulit.

Kita tidak pernah mengetahui kehidupan berikutnya.  Tetapi hari Kristus adalah hal yang pasti.  Pada hari Kristus datang akan menjadi hari penghargaan.  Mereka yang tidak dikenal di bumi akan dikenal di surga.  Mereka yang tidak pernah mendengar tepuk tangan manusia akan mendengar tepuk tangan Surgawi.  Yang tidak pernah di pandang dunia akan dimahkotai, dan yang setia akan dihormati.  Mahkota akan diberikan kepada anak-anak Tuhan yang sepanjang hidupnya sungguh-sungguh mengasihi Dia (Yakobus 1:12).

            Jagalah agar hidup kita tetap berkenan kepada-Nya.  Tetaplah setia dan lakukan Firman-Nya serta giat melayani-Nya sampai saatnya kita menerima upah surgawi, “Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga…”  (Lukas 6:23a).